Menelusuri kasus penyiksaan warga sipil oleh sejumlah prajurit TNI di Puncak, Papua – Mengapa terus berulang?
Atasan para anggota TNI yang menyiksa seorang warga sipil di Puncak, Papua, berkata kepada BBC bahwa dia tidak mengetahui kasus itu.…
Dalam keterangannya pada 5 Februari lalu, Afri tidak menyebut bahwa Warinus akhirnya tewas. Dia juga sama sekali tidak menuturkan adanya penyiksaan.
AKPB Bayu Suseno, Juru Bicara Satgas Cartenz, tak lama setelah kejadian itu juga menyebar pernyataan kepada pers. Dia tidak menyebut penyiksaan telah terjadi.
Berbeda dengan Afri, Bayu menyebut Warinus tewas dalam kontak tembak.
Dalam pernyataannya, Bayu menuduh Alinus dan Defianus adalah anggota TPNPB pimpinan Numbuk Telenggen.
Peristiwa di Puncak itu berlalu dan tak dibicarakan publik. Akhir Februari lalu, Afri dan 350 prajuritnya pulang ke markas mereka di Cianjur, Jawa Barat. Kepulangan mereka disambut arak-arakan. Afri mendapat kalungan bunga dalam seremoni itu. Hiasan rumbai-rumbai khas Papua terpasang di kepalanya.
“Alhamdulillah enam KKB tewas di tangan Satgas Raider 300,” kata Afri dalam keterangan tertulis yang disebarkannya kepada pers saat itu. Dia juga menyebut bahwa pasukannya menawan dua orang.
Satu bulan kemudian, antara tanggal 20 dan 21 Maret, dua video beredar di media sosial. Seorang laki-laki Papua tanpa pakaian duduk direndam air di sebuah tong. Beberapa laki-laki lain, salah satunya memakai kaus bertuliskan Raider 300, memukuli orang tersebut. Ada pula yang menyayat-nyayat orang di dalam tong itu dengan belati.
“Ukir-ukir. Enak itu,” terdengar salah satu pelaku penyiksaan mengatakan itu saat belati disayatkan ke tubuh korban.
“Langsung terkelupas, anjing,” kata pelaku lainnya. “Siapa yang dapat bajunya?” ujar pelaku lainnya.
Orang yang dipukuli dan disayat itu adalah Definaus Kogoya. Warinus Murib dan Alinus Murib tak tampak dalam video tersebut.
Saat meminta maaf kepada publik pada 25 Maret lalu, Mayjen Izak menyebut penganiayaan itu terjadi setelah aparat menangkap Defianus dan Alinus di Gome.
“Tapi setelah itu (penganiayaan), mereka dibawa ke puskesmas, diobati, dan dikembalikan ke keluarganya,” kata Izak.
Dalam foto yang dilihat oleh BBC Indonesia, setelah penyiksaan itu Defianus memang dibawa ke fasilitas medis. Namun dia dibaringkan di tempat tidur dengan tangan diikat.
Dalam foto lainnyya, terlihat bahwa wajah Defianus bengkak dan lebam. Matanya benjut dan biru. Guratan seperti bekas sayatan membentang dari pipi kiri, hidung, ke pipi kanan. Sebagian besar rambutnya terkelupas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.