Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Bocoran Negosiasi Israel-Hamas di Gaza, Ada 3 Tahap dalam 120 Hari

Media Lebanon merilis salinan proposal gencatan senjata yang sedang dibahas Israel dan Hamas, mencakup pembebasan sandera dalam 120 hari.

AP/Maya Alleruzzo dan AFP/SAID KHATIB
Foto Kolase Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh. --- Israel dan Hamas masih merundingkan proposal gencatan senjata yang diajukan Mesir. 

TRIBUNNEWS.COM - Media Lebanon, Al Mayadeen, menerbitkan salinan yang diklaim berasal dari kerangka perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Hamas berjanji untuk membebaskan semua tentara perempuan Israel yang disandera, serta tiga sandera sipil dan militer setiap tiga hari setelah perjanjian tersebut, berdasarkan ketentuan kerangka perjanjian gencatan senjata," lapor Al Mayadeen dari Lebanon, mengutip salinan dokumen, Kamis (2/5/2024).

Menurut laporan Al Mayadeen, perjanjian itu bertujuan untuk mencapai perdamaian berkelanjutan dan memberikan langkah-langkah yang diperlukan untuk gencatan senjata.

Dokumen tersebut mengatur tiga tahap, yang masing-masing akan berlangsung sekitar 40 hari.

Tahap Pertama

Pada tahap pertama, pasukan Israel akan ditarik ke perbatasan timur Jalur Gaza dan semua penerbangan militer Israel di Jalur Gaza akan dibatasi.

Hal ini akan memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan memungkinkan beberapa pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka.

Lalu, Hamas harus membebaskan seluruh tentara perempuan Israel yang disandera sejak 7 Oktober 2023 dan Israel harus membebaskan 40 tahanan Palestina dari penjaranya untuk setiap tentara, termasuk mereka yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Tahap Akhir Pertama

Pada akhir tahap pertama, Hamas harus membebaskan semua sandera yang berusia di atas 50 tahun yang masih hidup, serta semua sandera yang sakit dan terluka.

Sebagai imbalannya, Israel harus membebaskan 20 anak-anak dan wanita Palestina untuk setiap pembebasan Israel, serta 20 orang berusia di atas 50 tahun yang sakit dan terluka di antara para tahanan di penjara-penjara Israel.

Baca juga: Hamas Tegaskan Gencatan Senjata di Gaza Harus Permanen, tapi Netanyahu Bersikeras Serang Rafah

Tahap Kedua

Fase kedua, yang berlangsung selama 42 hari, akan mencakup persetujuan dan penerapan langkah-langkah untuk mencapai perdamaian berkelanjutan, mengidentifikasi dan memulai upaya rekonstruksi menyeluruh terhadap rumah-rumah yang hancur, fasilitas dan infrastruktur sipil.

Tahap Ketiga

Fase ketiga akan mencakup pertukaran jenazah dan jenazah dari kedua belah pihak setelah identifikasi mereka.

Mesir, Qatar dan Amerika Serikat akan bertindak sebagai penjamin perjanjian tersebut.

Hamas akan Tanggapi Tawaran Israel

Sebelumnya, Mesir disebut telah menyerahkan sebuah inisiatif yang disepakati dengan pihak Israel kepada Hamas.

Proposal yang diajukan Mesir mencakup pembebasan 20 hingga 40 sandera yang ditahan di Jalur Gaza dengan imbalan gencatan senjata.

Sementara itu, Hamas menuntut agar Israel menyetujui gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza dalam kesepakatan itu, dikutip dari France24.

Delegasi Hamas diperkirakan akan tiba di Kairo, Mesir, untuk menyampaikan tanggapan pihak Mesir terhadap proposal gencatan senjata terbaru.

Selain itu, sumber TV Al-Qahera el-Ekhbariya Mesir mengatakan kesepakatan antara Hamas dan Israel kemungkinan akan dicapai dalam beberapa hari ke depan, meskipun ada beberapa keberatan.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 34.596 jiwa dan 77.815 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (2/5/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilaporkan Anadolu.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, kurang lebih ada 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina yang masih berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved