Senin, 8 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

12 Pengakuan Tentara Israel soal Genosida di Gaza: Kami Dibebaskan Menembak Siapa Saja

Dalam sebuah wawancara, enam tentara Israel membeberkan bagaimana perilaku rekan-rekannya selama genosida di Jalu Gaza.

khaberni
Para prajurit dari pasukan Israel (IDF) di Jalur Gaza - Dalam sebuah wawancara, enam tentara Israel membeberkan bagaimana perilaku rekan-rekannya selama genosida di Jalu Gaza. 

"Jika Anda merasa terancam, tembak saja," tegas dia.

Saat tentara Israel melihat seseorang mendekat, siapapun itu, "diperbolehkan menembak ke arah pusat (rubuh mereka), bukan melayangkan tembakan peringatakan ke udara," ungkap B.

B kemudian menceritakan sebuah insiden pada November 2023, ketika tentara Israel menembak mati beberapa warga sipil selama evakuasi di sebuah sekolah di lingkungan al-Zaytoun, Kota Gaza.

"Tembakan terjadi di dalam, orang-orang melarikan diri. Mereka berlari ke segala arah, termasuk anak-anak. Setiap orang yang bergerak akan terbunuh. Ada 15 hingga 20 orang yang tertembak saat itu," cerita B.

3. "Setiap pria berusia 16-50 tahun dicurigai sebagai teroris"

Lebih lanjut, B mengungkapkan "setiap pria berusia 16-50 tahun dicurigai sebagai teroris."

Baca juga: Viral Balasan Pemilik Restoran di Vietnam Pro-Palestina, Tegaskan Tak Terima Pelanggan Israel

"Jika kami melihat ada seseorang melihat ke arah kami dari sebuah jendela, maka dia adalah teroris. Kami akan menembaknya," ungkap B.

4. "Tak ada batasan saat menembak"

M, tentara cadangan lain yang bertugas di Gaza, menjelaskan komandan lapangan kompi atau batalion kerap memberi perintah untuk menembak, tanpa menjelaskan sampai sejauh mana prajurit boleh menembak.

"Saat tidak banyak pasukan (di sebuah wilayah), perintah untuk menembak menjadi tidak terbatas, seperti hal gila. Bahkan, bukan hanya senjata kecil, tapi juga senapan mesin, tank, dan mortir," M bersaksi.

Meski tanpa perintah tegas dari atasan, M menyaksikan rekan-rekannya di lapangan sering bertindak mandiri dan mengambil tindakan sendiri.

"Prajurit biasa, perwira junior, komandan batalion – pangkat junior yang ingin menembak, selalu diizinkan," tambah M.

5. IDF Bunuh Satu Keluarga

Orang-orang berduka di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, atas jenazah seorang warga Palestina yang tewas dalam insiden dini hari ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang bergegas di titik distribusi bantuan, pada 29 Februari 2024
Orang-orang berduka di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, atas jenazah seorang warga Palestina yang tewas dalam insiden dini hari ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang bergegas di titik distribusi bantuan, pada 29 Februari 2024 (AFP)

S ingat pernah mendengar lewat radio tentara, tentang seorang tentara yang ditempatkan di kompleks perlindungan, menembaki satu keluarga Palestina yang berjalan di dekatnya.

"Awalnya mereka hanya mengatakan empat orang. Namun, ternyata ada dua anak," ungkap S.

6. Tidak ada pembatasan amunisi

Satu tentara Israel yang menggunakan nama asilnya, Yuval Green, mengungkapkan, "Tidak ada pembatasan amunisi. Kami menembak hanya untuk menghilangkan kebosanan."

Green menceritakan sebuah insiden selama hari raya Yahudi di bulan Desember, saat "seluruh batalion melepaskan tembakan bersama-sama seperti kembang api. Karena (Hannukah) adalah 'festival cahaya', maka apa yang kami lakukan itu adalah hal simbolis."

Dalam konteks yang sama, C menyebut "para tentara akan menembak sesuka hati mereka dengan sekuat tenaga."

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan