Konflik Palestina Vs Israel
Prosesi Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Iran Dimulai, Massa Bawa Bendera Palestina
Prosesi pemakaman di Iran untuk mengenang Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan udara di Teheran.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Upacara pemakaman untuk pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, telah dimulai di Universitas Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024).
Prosesi pemakaman dimulai dengan pidato dari juru bicara parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf.
Prosesi pemakaman di Iran ini untuk mengenang Ismail Haniyeh, yang tewas dalam serangan udara di Teheran yang disalahkan pada musuh bebuyutannya, Israel.
“Martir Ismail Haniyeh adalah suara rakyat Palestina di seluruh dunia,” kata Ghalibaf, Kamis, dilansir Al Jazeera.
“Ia bukan hanya seorang pemimpin. Ia adalah orang bijak," ungkap dia.
Ghalibaf menambahkan, pembunuhan Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024), tidak akan dibiarkan begitu saja.
“Balasan kami akan ada di sana. Di waktu dan tempat yang tepat."
"Sulit bagi kami untuk membiarkan tamu kami menjadi sasaran dan dibunuh di tanah kami,” tegas Ghalibaf.
Massa Bawa Poster Haniyeh dan Bendera Palestina
Diberitakan Arab News, massa yang berduka membawa poster Ismail Haniyeh dan bendera Palestina.
Mereka berkumpul di Universitas Teheran di pusat kota, menurut seorang koresponden AFP.
Baca juga: Warga Palestina Berduka atas Kematian Bos Hamas Ismail Haniyeh: Kami Kehilangan Pemimpin Hebat
Kematian Haniyeh diumumkan pada hari Rabu oleh Garda Revolusi Iran.
Ismail Haniyeh dan pengawalnya tewas dalam serangan terhadap akomodasi mereka di ibu kota Iran pada pukul 02.00 pagi waktu setempat.
Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah Israel menargetkan dan membunuh panglima tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan balasan terhadap ibu kota Lebanon, Beirut, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang lebih luas.
Sementara itu, Israel menolak mengomentari serangan di Teheran.
Sebelumnya, diskusi antara pejabat Hamas dan Iran sedang berlangsung mengenai pemakaman Haniyeh, yang rencananya akan dilaksanakan di Teheran.
Namun, ia akan dimakamkan di ibu kota Qatar, Doha, menurut sumber yang berbicara kepada Anadolu dengan syarat anonim.
Iran akan Balas Dendam pada Israel
Ayatollah Ali Khamenei, yang memegang keputusan akhir dalam urusan politik Iran, mengatakan setelah kematian Haniyeh bahwa “adalah tugas kita untuk membalas dendam atas darahnya karena ia telah menjadi martir di wilayah Republik Islam Iran.”
Pemimpin Hamas berada di Teheran untuk upacara pelantikan Presiden terpilih Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7/2024).
Anggota biro politik Hamas Musa Abu Marzuk juga bersumpah akan melakukan pembalasan, dengan mengatakan:
“Pembunuhan pemimpin Ismail Haniyeh adalah tindakan pengecut dan tidak akan dibiarkan begitu saja.”
Namun, masyarakat internasional menyerukan de-eskalasi dan fokus pada pengamanan gencatan senjata di Gaza.
Baca juga: Jokowi Kutuk Pembunuhan Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh
Diketahui, pembunuhan itu terjadi di tengah ketegangan regional yang sudah memanas akibat perang di Gaza, konflik yang telah menarik kelompok militan yang didukung Iran di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman.
Hamas selama berbulan-bulan secara tidak langsung merundingkan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan dengan Israel, dengan Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat memfasilitasi pembicaraan tersebut.

Update Perang Israel-Hamas
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat di tengah ketegangan regional saat kepala politik Hamas Ismail Haniyeh dan komandan Hizbullah Fuad Shukr dibunuh.
Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani mengatakan dalam pertemuan Dewan Keamanan bahwa pembunuhan Haniyeh menunjukkan niat Israel adalah memperluas perang di Gaza ke seluruh wilayah.
Jurnalis Al Jazeera Ismail al-Ghoul dan juru kameranya Rami al-Rifi tewas dalam serangan Israel terhadap kendaraan mereka di kamp pengungsi Shati di Gaza utara.
Baca juga: Sosok Khaled Mashaal yang Berpotensi Menggantikan Ismail Haniyeh jadi Pemimpin Hamas
Perwakilan Israel di PBB melabeli Iran sebagai “sponsor terorisme” terbesar di dunia dan “mesin penggerak kematian dan kehancuran yang mengancam kita semua”.
Perwakilan AS mengatakan kepada DK PBB bahwa Washington “tidak mengetahui atau terlibat dalam” pembunuhan Haniyeh, tetapi mendesak dewan untuk mendukung Israel melawan agresi regional.
Qatar dan Mesir, pemain kunci dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, telah mempertanyakan masa depan negosiasi setelah kematian Haniyeh.
Setidaknya 39.445 orang tewas dan 91.073 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.