Konflik Palestina Vs Israel
Kantor PM Malaysia Panggil Meta untuk Jelaskan Mengapa Postingan tentang Ismail Haniyeh Dihapus
Meta tak kunjung memberikan penjelasan terkait penghapusan konten Ismail Haniyeh, kantor PM akhirnya memanggil perwakilan raksasa media sosial itu.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kantor Perdana Menteri Malaysia memanggil perwakilan Meta Platforms Inc (Meta) hari ini, Senin (5/8/2024) untuk menjelaskan penghapusan konten terkait isu Palestina dari akun media sosial PM Anwar Ibrahim.
Menurut sumber yang diperoleh NST, Meta dituntut memberikan penjelasan mengapa konten terkait pembunuhan kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, dihapus dan diblokir di platform Facebook dan Instagram milik Perdana Menteri.
Pertemuan antara perwakilan Meta dan kantor perdana menteri diperkirakan berlangsung pada siang hari waktu setempat.
Pada 31 Juli lalu, setelah kabar kematian Ismail Haniyeh meluas, Anwar Ibrahim menyatakan kecamannya atas pembunuhan tersebut.
Anwar menyertakan rekaman video panggilan teleponnya dengan seorang pejabat Hamas yang menyampaikan belasungkawa atas kematian Haniyeh.
Namun postingan itu tiba-tiba di-takedown oleh Facebook.
Anwar pun marah karena postingannya hilang.
“Biarkan ini menjadi pesan yang jelas dan tegas kepada Meta: Hentikan sikap pengecut ini,” tulis Anwar di halaman Facebook-nya setelah unggahannya dihapus.

Anwar sebelumnya pernah bertemu dengan Haniyeh di Qatar.
Anwar menegaskan bahwa meskipun memiliki hubungan yang kuat dengan Haniyeh, ia tidak memiliki hubungan apa pun dengan operasi militer Hamas.
Selain meminta penjelasan tentang konten Ismail Haniyeh, kantor perdana menteri juga berupaya mencari klarifikasi atas gangguan yang dilaporkan terjadi selama siaran langsung di Facebook pada aksi unjuk rasa Himpunan Pembebasan Palestina di Stadion Axiata Arena, Bukit Jalil pada hari Minggu (4/8/2024).
Baca juga: Ucapan Duka Anwar Ibrahim ke Ismail Haniyeh Dihapus Facebook dan Instagram, Meta Diamuk Malaysia
Pertemuan yang dihadiri lebih dari 15.000 orang itu dilakukan untuk menyatakan dukungan Malaysia kepada rakyat Palestina.
Sejarah Penyensoran Konten Palestina-Hamas di Facebook, Bukan Pertama Kali Konten Ismail Haniyeh Dihapus
Dilansir Firstpost, Malaysia sering kali berselisih dengan kebijakan moderasi konten Meta.
Beberapa bulan lalu, tepatnya pada tanggal 15 Mei, Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil mengungkapkan kemarahannya pada Meta karena menghapus unggahan Facebook oleh media lokal yang meliput pertemuan Anwar dengan Haniyeh di Qatar.
Saat itu, Meta memulihkan konten tersebut sehari kemudian.
Meta menyatakan bahwa penghapusan tersebut merupakan kesalahan.
Namun, apa yang disebut kesalahan tersebut tampaknya merupakan suatu pola.
Meta, yang menetapkan Hamas sebagai "organisasi berbahaya," menggunakan kombinasi sistem otomatis dan peninjauan manusia untuk menghapus atau memberi label konten yang memuji atau mendukung kelompok tersebut.
Hal ini juga terjadi di luar Malaysia.
Antara Oktober dan November 2023, Human Rights Watch mendokumentasikan lebih dari 1.050 kasus di mana konten non-kekerasan yang mendukung Palestina diblokir di Instagram dan Facebook.
Sementara hanya satu kasus yang melibatkan konten yang mendukung Israel, dihapus.
Penghapusan konten pro-Palestina yang tidak proporsional ini menyebabkan tuduhan bias dan penyensoran yang tidak semestinya.
Kebijakan Meta
Berdasarkan keterangan yang diunggah di blog newsroom Meta (update 18 Oktober 2023), konten yang berisi pujian untuk Hamas, yang ditetapkan oleh Meta sebagai Organisasi Berbahaya, atau konten yang mengandung kekerasan dan grafis, misalnya, tidak diizinkan di platform tersebut.
Meski begitu, Meta mengaku bisa saja melakukan kesalahan dan menawarkan proses banding bagi orang-orang yang merasa Meta telah membuat keputusan yang salah.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.