Konflik Palestina Vs Israel
Alasan Sebenarnya Iran Tak Segera Membalas Israel
Pakar universitas di Israel mengatakan alasan sebenarnya Iran tak segera membalas serangan Israel
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
Editor:
Pravitri Retno W
Teheran telah menolak seruan negara-negara Barat untuk menahan diri, dan menegaskan mereka memiliki hak yang sah untuk menanggapi pembunuhan Haniyeh oleh Israel di wilayah Iran.
Meski demikian, serangkaian panggilan telepon yang dilakukan kepada Presiden baru, Masoud Pezeshkian, dan penjabat Menteri Luar Negeri, Ali Baqeri-Kani, telah memunculkan spekulasi, upaya diplomasi telah membantu menunda serangan dan berpotensi menggagalkannya.
"Saya skeptis bahwa diplomasi saja sudah cukup untuk benar-benar mengubah perhitungan Iran," kata Horowitz.
"Iran akan melakukan apa yang menurutnya terbaik untuk kepentingannya, terlepas dari seruan dan pernyataan yang mendesak untuk menahan diri."
Namun, Iran telah menyarankan bentuk diplomasi yang berbeda dapat meyakinkannya untuk setidaknya "menunda" serangan yang dijanjikan: gencatan senjata permanen di Gaza antara Israel dan Hamas.
Farzan Sabet, peneliti senior di Geneva Graduate Institute, berspekulasi Iran "mungkin mencari jalan keluar" untuk membenarkan respons yang lebih lunak, dan semacam gencatan senjata di Gaza bisa jadi merupakan "kemenangan diplomatik" yang dibutuhkannya untuk melakukan itu.
Zimmt mengatakan gencatan senjata di Gaza mungkin tidak penting bagi Iran, tetapi hal itu memberi Teheran "alasan atau penjelasan untuk melegitimasi penundaan ini, baik secara internal maupun eksternal."
Ia mengatakan gencatan senjata dapat menyebabkan Iran mengurangi skala serangannya atau memilih metode pembalasan yang berbeda secara keseluruhan yang tidak melibatkan serangan langsung terhadap Israel.

Masih menjadi misteri kapan dan bagaimana Iran akan menanggapi, tetapi melihat keadaan saat ini, Teheran tampaknya tidak punya pilihan bagus.
"Para pengambil keputusan di Teheran mungkin bimbang dalam menemukan opsi 'Goldilocks'," kata Sabet.
Dia menjelaskan, itulah teka-teki Iran untuk melancarkan "serangan balasan yang tidak terlalu lemah hingga tidak memiliki nilai simbolis atau pencegahan, tetapi tidak terlalu kuat hingga menyebabkan siklus eskalasi yang tidak terkendali yang berujung pada perang yang lebih besar."
Teheran pada dasarnya hanya memberikan respons yang lemah atau respons yang melewati ambang perang.
Horowitz mengatakan, kedua pilihan tersebut "mengandung risiko yang signifikan," "baik bagi kekuatan proyeksi regional Iran maupun risiko yang dapat diambil Iran jika melewati batas dan mendapat serangan balik."
Target Hizbullah
Bukan hanya Iran, Hizbullah dikabarkan tinggal melepas pemantik panasnya untuk segera menyerang Israel.
Rencana serangan sebagai bentuk balasan atas tewasnya para pemimpin Hamas dan Hizbullah beberapa waktu lalu.
Sumber: TribunSolo.com
Ismail Haniyeh
Ayatollah Ali Khamenei
Masoud Pezeshkian
Ali Bagheri Kani
Iran
Israel
Lebanon
Hamas
Hizbullah
Update Ranking BWF setelah Macau Open 2025: Jonatan dan Fajar/Rian Ketiban Untung |
---|
70 Link Twibbon HUT ke-80 Republik Indonesia 2025, Lengkap Cara Mudah Unggah di Media Sosial |
---|
Tiga Narapidana di Jatim Bebas Karena Dapat Amnesti: Ada Nenek Berusia 74 Tahun |
---|
Jadwal Voli Dunia Pekan Ini: SEA V League 2 di Vietnam, Timnas Putri U21 Main di Kejuaraan Dunia |
---|
Perwira Polres Pematang Siantar Dilaporkan Kepala Dishub Terkait Dugaan Permintaan Rp200 Juta |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.