Selasa, 2 September 2025
Deutsche Welle

Model Hasil Kreasi AI Guncang Dunia Fesyen

Kian banyak perusahaan beralih ke model yang digenerasi oleh kecerdasan buatan atau AI untuk kampanye iklan. Aktivis berpendapat ren…

Deutsche Welle
Model Hasil Kreasi AI Guncang Dunia Fesyen 

"Semakin banyak alat yang tersedia untuk mengubah penampilan kita, semakin besar pula tekanan untuk secara fisik untuk mencapai kecantikan ideal digital dalam kehidupan nyata," ujarnya.

Salah satu buktinya adalah jumlah operasi kosmetik secara global meningkat, serta jadi lebih mudah dan terjangkau, jelasnya.

Ketimpangan kecantikan digital dan kenyataan

Helmut Leder, profesor estetika empiris dalam psikologi di Universitas Wina, juga prihatin dengan tekanan yang timbul dari kesenjangan antara idealisme digital tentang kecantikan dan penampilan di dunia nyata.

"Ini adalah masalah yang sangat dramatis," kata Leder kepada DW. "Wajah yang dihasilkan secara artifisial tidak punya noda kulit, memiliki proporsi yang sempurna dan hampir semuanya sesuai dengan faktor ideal akan kecantikan.”

"Dalam sebuah dunia di mana kita bukannya berhadapan dengan orang-orang nyata, melainkan dengan banyak wajah yang dihias secara artifisial, keinginan individu untuk menjadi menarik dan cantik sangatlah besar," ujar Leder.

Bagi pengembang model AI asal Finlandia, Milla Sofia, model dan influencer virtual bukanlah sesuatu yang dramatis. Ini sekadar contoh transformasi sosial yang dipicu oleh AI.

"Selama bertahun-tahun, media sosial telah diperindah oleh 'kecerdasan buatan', yakni filter, yang sangat populer. Jadi, idealitas kecantikan telah terdistorsi untuk waktu yang lama," demikian bunyi pernyataan Milla Sofia.

Pakar kecantikan dari Inggris Sally-Ann Fawcett melihat revolusi AI dalam industri mode sebagai peluang untuk lebih banyak kehadiran perempuan. Dia menjadi salah satu juri untuk kontes kecantikan Miss AI 2024.

"Pada tahun 70-an, mayoritas kontes kecantikan dilangsungkan dan dinilai oleh laki-laki," katanya kepada majalah US Time. "Saat ini, saya dapat mengatakan 95% di (Inggris) dijalankan oleh perempuan dan dinilai oleh perempuan."

Di sisi lain, Boechat khawatir akan kemunduran gerakan body positivity, yang telah berkampanye selama beberapa dekade untuk menghilangkan idealitas kecantikan yang tidak realistis dan diskriminatif. Kepada DW, ia mengatakan kemunduran itu sudah terlihat.

"AI menggapai masyarakat pada saat yang sensitif," kata Boechat. "Tuntutan estetika meningkat, dan gerakan melawan kultus tubuh dan kekuatannya menjadi semakin lemah.

(ae/as)

Laporan tambahan oleh Jakov Leon.

Sumber: Deutsche Welle
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan