Minggu, 14 September 2025

Istri Mendiang Navalny Bakal Calonkan Diri sebagai Presiden Rusia setelah Vladimir Putin Lengser

Janda Alexei Navalny, Yulia Navalnaya mengatakan kepada BBC bahwa dirinya berniat mencalonkan diri menjadi presiden Rusia

Facebook
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny semasa hidup bersama istrinya Yulia Navalnaya. Yulia akan melanjutkan perjuangan mendiang suaminya. Janda Alexei Navalny, Yulia Navalnaya mengatakan kepada BBC bahwa dirinya berniat mencalonkan diri menjadi presiden Rusia 

TRIBUNNEWS.COM - Istri mendiang Alexei Navalny, Yulia Navalnaya mengatakan kepada BBC bahwa dirinya berniat mencalonkan diri menjadi presiden Rusia

"Ia menatap saya langsung. Tidak ada keraguan atau keraguan," tulis Katie Razzall, jurnalis BBC dalam laporannya.

"Hal ini, seperti banyak keputusan yang dibuatnya bersama suaminya, pemimpin oposisi Alexei Navalny, tidak ambigu," imbuhnya.

Yulia Navalnaya, yang duduk untuk diwawancarai di perpustakaan hukum London, tampak dan terdengar seperti penerus Navalny, pengacara yang berubah menjadi politisi yang memimpikan Rusia yang berbeda.

Saat meluncurkan Patriot, memoar yang ditulis suaminya sebelum kematiannya, Yulia Navalnaya menyatakan kembali rencananya untuk melanjutkan perjuangannya demi demokrasi.

Jika waktunya tepat, "Saya akan berpartisipasi dalam pemilu… sebagai kandidat," ungkapnya kepada BBC.

"Lawan politik saya adalah Vladimir Putin. Dan saya akan melakukan apa saja untuk menjatuhkan rezimnya secepat mungkin".

Ia mengatakan kepada saya bahwa selama Putin berkuasa, ia tidak bisa kembali.

Namun, Yulia menantikan hari yang menurutnya pasti akan tiba, saat era Putin berakhir dan Rusia kembali terbuka.

Sama seperti suaminya, ia yakin akan ada kesempatan untuk menyelenggarakan pemilu yang bebas dan adil.

Ketika itu terjadi, ia mengatakan akan hadir.

Navalnaya tahu dia akan ditangkap jika pulang ke rumah saat Presiden Putin masih berkuasa.

Baca juga: WSJ: Putin Mungkin Tidak Perintahkan Pembunuhan Alexei Navalny pada Februari

Pemerintahan Putin menuduhnya terlibat dalam ekstremisme.

Ini bukan ancaman kosong.

Di Rusia, tuduhan ekstremisme dapat menyebabkan kematian.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan