Yoon Suk Yeol Ditahan, Terancam Hukuman Seumur Hidup atau Mati
Yoon Suk Yeol, telah ditahan karena memberlakukan darurat militer pada Desember lalu. Mantan jaksa tersebut bisa menghadapi hukuman…
Presiden Korea Selatan (Korsel) yang telah dimakzulkan, Yoon Suk Yeol, ditangkap pada hari ini (15/01) atas tuduhan pemberontakan yang terkait dengan deklarasi darurat militernya pada tanggal 3 Desember lalu, demikian keterangan para penyelidik.
Badan antikorupsi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa Yoon Suk Yeol telah ditahan beberapa jam setelah ratusan penyidik dan polisi mendatangi kompleks kepresidenan untuk menangkapnya.
Yoon Suk Yeol, yang merupakan mantan jaksa sekaligus pemimpin Partai Kedaulatan Rakyat yang berhaluan konservatif dan memenangkan pemilu pada tahun 2022, menyatakan bahwa ia menyerahkan diri demi menghindari "pertumpahan darah."
"Ketika saya melihat mereka masuk ke area keamanan dengan menggunakan peralatan pemadam kebakaran hari ini, saya memutuskan untuk menanggapi penyelidikan CIO, meskipun itu adalah penyelidikan ilegal, untuk mencegah pertumpahan darah yang tidak menyenangkan,” tutur Yoon Suk Yeol dalam sebuah pernyataan.
Yoon Suk Yeon kemungkinan bisa menghadapi hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati jika terbukti bersalah atas pemberontakan.
Yoon: Supremasi hukum di negara ini berantakan
Dalam sebuah pesan video yang direkam sebelum dia dikawal ke markas besar badan antikorupsi Korea Selatan, Yoon Suk Yeol menyesalkan dan mengatakan “supremasi hukum telah runtuh di negara ini.”
Yoon Suk Yeol kemudian terlihat digiring keluar dari sebuah kendaraan setelah tiba di kantor badan antikorupsi di Kota Gwacheon. Setelah diinterogasi, Yoon diperkirakan akan dikirim ke pusat penahanan di Uiwang, dekat Seoul.
Upaya penangkapan sempat gagal
Yoon telah menghindari penangkapan selama berminggu-minggu dengan tetap berada di kompleks tempat tinggalnya, dilindungi oleh anggota Dinas Keamanan Presiden (PSS).
Para pengawal Yoon telah memasang kawat berduri dan barikade, mengubah kediamannya menjadi apa yang disebut oposisi sebagai "benteng."
Upaya pertama penangkapan pada 3 Januari lalu gagal.
Saat pihak berwenang mencoba mengeksekusi penangkapan Yoon Suk Yeol pada hari Rabu (15/01), mereka menyatakan sempat dihalangi oleh pengawal presiden.
Kantor berita melaporkan bahwa para penyidik terlibat kebuntuan dengan dinas keamanan presiden setelah menunjukkan surat perintah penggeledahan dan penahanan terhadap Yoon.
Pihak berwenang berada di kediaman presiden dengan rencana mengeksekusi surat perintah penangkapan terkait pengumuman darurat militer yang disampaikan Yoon Suk Yeol pada Desember 2024.
Tayangan berita lokal memperlihatkan ratusan petugas polisi membawa tangga dan pemotong kawat ke vila yang terletak di lereng bukit.
Menurut keterangan seorang saksi mata kepada kantor berita Reuters, beberapa bentrokan kecil terjadi antara pendukung Yoon Suk Yeol yang berkumpul di lokasi dengan pihak berwenang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.