Senin, 1 September 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Buku Pelajaran Sekolah di Rusia Samakan Invasi ke Ukraina dengan Perjuangan Soviet Lawan Nazi

Isi pembahasan buku sekolah tersebut menyamakan perang Rusia di Ukraina dengan perjuangan tentara Soviet melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua,

|
Tangkap Layar Website Penerbit Rusia Prosveshcheniye
BUKU PELAJARAN RUSIA - Tangkap layar website penerbit asal Rusia Prosveshcheniye yang Tribunnews.com ambil pada Selasa (28/1/2025). Buku ini berjudul Военная история России dalam bahasa Rusia, yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia menjadi Military History of Russia atau Sejarah Militer Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Pada Senin (267/1/2025) kemarin, sebuah buku pelajaran sekolah yang diterbitkan di Moskow memicu kontroversi.

Dalam bahasa Rusia, buku ini berjudul Военная история России, yang bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris menjadi Military History of Russia atau Sejarah Militer Rusia.

Buku Sejarah Militer Rusia ini diterbitkan oleh penerbit Prosveshcheniye.

Buku ini terdiri dari tiga volume, dengan jilid ketiga diperuntukkan bagi pelajar berusia 15 tahun ke atas di sekolah-sekolah Rusia.

Isi pembahasan buku sekolah tersebut menyamakan perang Rusia di Ukraina dengan perjuangan tentara Soviet melawan Nazi Jerman pada Perang Dunia Kedua, The Guardian melaporkan.

Buku ini mengklaim bahwa Rusia terpaksa mengirim pasukannya ke Ukraina sebagai bagian dari "Operasi Militer Khusus."

Dalam pandangan buku ini, invasi ke Ukraina digambarkan sebagai langkah yang sah untuk melawan ancaman dari NATO dan negara-negara Barat.

Rusia dikatakan merasa kekhawatirannya terhadap keamanan negara diabaikan oleh negara-negara tersebut, terutama terkait dengan perluasan NATO ke arah timur.

Buku ini juga menyebutkan penggulingan presiden Ukraina yang pro-Rusia pada tahun 2014, yang dianggap mengubah Ukraina menjadi “jembatan anti-Rusia yang agresif.”

Klaim ini dibantah oleh Ukraina dan negara-negara Barat, yang menegaskan bahwa mereka tidak pernah menjadi ancaman bagi Rusia.

Perjuangan Soviet Melawan Nazi

Salah satu bagian menarik dalam buku ini adalah upaya untuk mengaitkan perang Rusia di Ukraina dengan perjuangan Soviet melawan Nazi Jerman.

Buku ini menggambarkan pasukan Rusia sebagai pahlawan yang mempertahankan tanah air mereka dengan keberanian, kegigihan, dan profesionalisme, mirip dengan taktik yang digunakan oleh tentara Soviet dalam menghadapi Nazi.

Dengan cara ini, buku ini berusaha membangkitkan semangat nasionalisme dan menunjukkan bahwa Rusia sedang berjuang dalam cara yang mirip dengan perjuangan besar di masa lalu.

Buku ini disunting oleh Vladimir Medinsky, seorang ajudan Presiden Vladimir Putin.

Baca juga: Bagaimana Rusia Memanipulasi Opini Publik di Afrika

Medinsky juga terlibat dalam penyusunan buku teks sejarah utama di Rusia, Reuters melaporkan.

Karena itu, buku ini menggambarkan pandangan resmi pemerintah Rusia tentang perang di Ukraina.

Medinsky dan sejarawan militer yang terlibat bertujuan untuk menjelaskan kepada generasi muda Rusia alasan di balik "Operasi Militer Khusus" tersebut.

Buku ini dipersepsikan sebagai propaganda oleh sebagian pihak, terutama oleh Ukraina dan negara-negara Barat.

Mendidik Generasi Muda Rusia dan Kontroversi

Salah satu tujuan utama buku ini adalah untuk mendidik generasi muda Rusia, khususnya pelajar berusia 15 tahun ke atas, tentang alasan Rusia melakukan invasi ke Ukraina.

Buku ini mencoba menjelaskan bahwa Rusia tidak melakukan invasi secara agresif, tetapi sebagai langkah yang terpaksa dilakukan karena tindakan negara-negara Barat dan Ukraina yang dianggap mengancam.

Sejarawan militer Ivan Basik, yang berafiliasi dengan tentara Rusia, menekankan bahwa tujuan buku ini adalah untuk membantu generasi muda memahami situasi dari sudut pandang Rusia, Tass melaporkan.

Buku ini memperburuk ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat, termasuk Ukraina.

Ukraina dan negara-negara Barat menganggap Rusia melancarkan perang yang tidak beralasan dan brutal.

Sebaliknya, Rusia berargumen bahwa invasi ini diperlukan untuk mempertahankan keamanan negara dari ancaman eksternal, terutama ekspansi NATO.

Buku ini memperkenalkan pandangan resmi Rusia tentang perang Ukraina dan memperkuat narasi pemerintah Rusia bahwa invasi tersebut sah dan perlu.

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1070

Perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-1070 pada Selasa (28/1/2025).

Simak rangkuman peristiwa yang terjadi berikut ini.

  • Pasukan Rusia Serang Perbatasan Chernihiv

Pada Senin (27/1/2025) siang, pasukan Rusia menyerang empat komunitas yang berada di wilayah perbatasan Oblast Chernihiv.

Dalam serangan ini, mereka menggunakan berbagai jenis senjata, seperti mortir, artileri laras, serta pesawat tanpa awak (UAV) untuk menjatuhkan bahan peledak.

Selain itu, pasukan Rusia juga mengoperasikan drone FPV dalam serangan tersebut.

Dikutip dari Suspilne, informasi ini disampaikan oleh Komando Operasional "Utara" melalui halaman Facebook mereka.

Serangan ini adalah bagian dari serangkaian serangan yang terjadi di wilayah perbatasan Chernihiv.

  • Kapal Tanker Volgoneft-239 Hendak Dibuang di Selat Kerch

Di Selat Kerch, persiapan untuk pembuangan kapal tanker "Volgoneft-239" yang mengalami kecelakaan sedang berlangsung.

Sementara itu, penyelam tengah memeriksa pecahan kapal tanker "Volgoneft-239" dan "Volgoneft-212" yang tenggelam.

Hal ini diumumkan oleh Andriy Tarasenko, kepala Rosmorrichflot.

Untuk memastikan keamanan lingkungan, kapal yang terlibat diberi ventilasi, penghilangan gas, dicuci, dan dikukus.

Pada saat yang sama, penyelam dari Layanan Penyelamatan Maritim sedang memeriksa pecahan kapal tersebut yang tenggelam di kedalaman hingga 20 meter.

Tarasenko juga mengungkapkan bahwa sejak awal operasi, penyelam telah melakukan 107 kali penyelaman.

Pekerjaan ini dilakukan dari kapal "Vodolaz Kuzminykh" dan "Vodolaz Maleev", dengan dua stasiun penyelaman yang terlibat.

Menurut data dari Rosmorrichflot, sejak Desember 2024, lebih dari 25 ton campuran minyak-air telah terkumpul dari perairan Selat Kerch.

Selain itu, lebih dari 18,5 ton tanah terkontaminasi telah diambil dari pantai.

Dalam sehari terakhir, 21 ton pasir terkontaminasi telah dikumpulkan dan 3 kilometer garis pantai telah dibersihkan.

Secara keseluruhan, sekitar 532 kilometer pantai telah disurvei.

Laporan ini diberikan oleh Kementerian Situasi Darurat Rusia.

  • Zelensky dan Macron Diskusikan Bergabungnya Ukraina ke UE

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan bahwa ia bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di Polandia.

Mereka bertemu untuk membahas masalah keamanan dan proses Ukraina yang ingin bergabung dengan Uni Eropa (UE).

Dikutip dari The Guardian, pertemuan itu terjadi saat acara peringatan di Auschwitz.

Selama pertemuan, Zelensky dan Macron fokus pada topik "kerja sama keamanan" dan kemungkinan adanya "jaminan keamanan" untuk Ukraina serta Eropa secara keseluruhan.

Selain itu, Kepala Dewan Eropa, António Costa, juga bertemu dengan Zelensky pada Senin (27/1/2025).

Costa menyampaikan dukungan penuh dari Uni Eropa kepada Ukraina. Costa juga mendorong Zelensky untuk terus melanjutkan usaha Ukraina untuk bergabung dengan UE.

Dia juga menyatakan bahwa "kemajuan Ukraina sejauh ini luar biasa."

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan