Sabtu, 13 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Utara Butuh 120.000 Tenda untuk 300.000 Warga Palestina yang Pulang ke Rumah

Menurut pejabat dari Kantor Media Pemerintah Gaza yang dihubungi Al Jazeera, setidaknya 120.000 tenda dibutuhkan untuk menampung dan melindungi mereka

tangkap layar/Presstv
Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Gaza utara untuk pertama kalinya sejak perang genosida Israel dimulai, pada Senin 27 Januari 2025. Sekitar 300.000 warga Palestina pulang ke rumah mereka yang sudah hancur di Gaza Utara. Menurut pejabat dari Kantor Media Pemerintah Gaza yang dihubungi Al Jazeera, setidaknya 120.000 tenda dibutuhkan untuk menampung dan melindungi mereka. 

Kembalinya warga Palestina ke Gaza Utara adalah bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, Al Jazeera melaporkan.

Pada Senin (27/1/2025) pagi, warga Palestina yang sebelumnya mengungsi mulai berjalan kaki menuju Gaza Utara.

Mereka membawa barang-barang mereka dalam kantong plastik dan karung.

Israel mengizinkan mereka menyeberangi jalan-jalan tertentu mulai pukul 07.00 GMT untuk berjalan kaki, dan menggunakan kendaraan pada pukul 09.00 GMT.

Hamas menyatakan kepulangan ini adalah kemenangan bagi Palestina.

Mereka mengatakan ini menunjukkan hubungan kuat warga Palestina dengan tanah mereka dan upaya Israel untuk menggusur mereka telah gagal.

Kelompok Jihad Islam Palestina juga menganggap kepulangan ini sebagai respons terhadap Israel yang ingin mengusir rakyat Palestina.

Ide Trump untuk Relokasi Warga Palestina

Ada kekhawatiran tentang pemindahan warga Palestina lebih lanjut, yang sebelumnya diusulkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, CNN melaporkam.

Usulan ini mengingatkan pada peristiwa sejarah ketika banyak warga Palestina dipaksa meninggalkan rumah mereka pada tahun 1948, yang dikenal dengan Nakba dan pada perang 1967 yang dikenal dengan Naksa.

Usulan pemindahan ini membuat warga Palestina khawatir akan terjadinya pemindahan massal yang lebih besar.

Hamas dan kelompok Jihad Islam Palestina dengan tegas menolak rencana tersebut.

Kelompok hak asasi manusia juga mengecamnya.

Mereka mengatakan pemindahan warga Palestina akan meningkatkan penderitaan mereka dan merupakan bentuk pembersihan etnis.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan