Jumat, 22 Agustus 2025
Deutsche Welle

Kami Ajukan Sederet Pertanyaan ke DeepSeek, Ini Jawabnya

DW bertanya ke chatbot AI dari Cina, DeepSeek, dalam bahasa Mandarin dan Inggris tentang beragam topik, termasuk yang dianggap sensitif…

Deutsche Welle
Kami Ajukan Sederet Pertanyaan ke DeepSeek, Ini Jawabnya 

Penindakan brutal tersebut terus menjadi contoh taktik represif yang digunakan oleh para pemimpin Cina untuk menghancurkan perbedaan pendapat sosial.

Hingga hari ini, peristiwa Tiananmen tetap menjadi salah satu topik yang paling sensitif secara politik di Cina, dan setiap penyebutan tentang pembantaian tersebut di ruang publik disensor. Termasuk di chatbot DeepSeek.

Ketika ditanya tentang insiden Tiananmen, DeepSeek dalam bahasa Mandarin dan Inggris awalnya memberikan tanggapan, tetapi segera berhenti dan menggantinya dengan "Mari kita membicarakan hal lain."

Tentang Xinjiang dan Xi Jinping: Mari kita membicarakan hal lain

Perlakuan Beijing terhadap kelompok minoritas Muslim Uighur telah menuai kecaman internasional atas pelanggaran hak asasi manusia.

Ketika ditanya tentang "kamp pendidikan ulang" di Xinjiang, DeepSeek menggambarkannya sebagai "pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan yang didirikan untuk menjaga stabilitas." Mereka mengklaim tindakan ini telah "mendapat dukungan luas dari semua kelompok etnis."

Namun, versi bahasa Inggris awalnya memberikan tanggapan terperinci sebanyak 677 kata, menggunakan istilah-istilah seperti "penahanan massal," "asimilasi paksa," "pelecehan dan penyiksaan," dan "penindasan budaya."

Chatbot ini juga menyoroti "kecaman internasional yang meluas." Namun, seperti halnya topik Taiwan, DeepSeek menghapus jawaban ini dua detik kemudian dan menggantinya dengan: "Mari kita membicarakan hal lain." Pertanyaan tentang Presiden Cina Xi Jinping juga dijawab demikian.

Ketika ditanya tentang artis Ai Weiwei, versi bahasa Mandarin menolak untuk membahas "kasus-kasus tertentu" dan malah memuji "komitmen pemerintah Cina terhadap kesejahteraan rakyat."

Dua pandangan tentang Tibet

Saat ditanya tentang Tibet dan pemimpin spiritualnya Dalai Lama, versi bahasa Mandarin mengatakan bahwa "Tibet adalah bagian tak terpisahkan dari Cina. Dalai Lama telah lama menyimpang dari prinsip-prinsip agama dan berupaya memecah belah tanah air."

Sementara itu, versi bahasa Inggris awalnya memberikan ikhtisar sejarah sepanjang 800 kata. "Tibet memiliki sejarah panjang sebagai entitas budaya dan politik yang berbeda… Dalai Lama adalah pendukung perdamaian global dan simbol ketahanan."

Namun, seperti tanggapan bahasa Inggris terhadap tema sensitif sebelumnya, DeepSeek menghapusnya dalam waktu dua detik dan berkata: "Mari kita membicarakan hal lain."

Beijing mengklaim Tibet telah menjadi bagian dari Cina selama berabad-abad, yang digunakan pemerintah untuk membenarkan kekuasaannya atas wilayah tersebut. Namun, banyak orang Tibet menolak klaim Cina, dengan menunjuk pada periode sejarah ketika Tibet memerintah sendiri.

COVID dan hak-hak LGBTQ+

Mengenai pertanyaan kontroversial mengenai "nol-COVID", protes "Gerakan Buku Putih" dan kematian terkait COVID, DeepSek versi Cina dengan konsisten mengelak atau menangkis.

Versi bahasa Inggris secara terbuka menanggapi kritik tersebut, tetapi hanya selama dua detik. Frasa "Meskipun jumlah kematian COVID-19 resmi Cina tetap rendah, perkiraan independen menunjukkan bahwa jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi, terutama selama lonjakan Desember 2022," muncul, sebelum dihapus sendiri.

Sementara itu, terkait masalah LGBTQ+, versi bahasa Mandarin menyatakan: "Komunitas LGBTQ+ menikmati hak hukum yang sama seperti semua warga negara. Pemerintah berkomitmen untuk kesejahteraan mereka."

Halaman
123
Sumber: Deutsche Welle
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan