Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Penyebab Hamas Tolak Usulan Israel Perpanjang Gencatan Senjata, Siapa Biang Keroknya?

Hamas mengumumkan tidak akan menerima usulan Israel untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata

Telegram Brigade Al-Quds
BRIGADE AL-QUDS - Foto ini diambil pada Kamis (13/2/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Quds (sayap militer Jihad Islam), memperlihatkan anggota Brigade Al-Quds diapit oleh anggota Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) saat berpatroli selama pertukaran tahanan gelombang ke-3 Kamis (30/1/2025). Hamas mengumumkan tidak akan menerima usulan Israel untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata 

TRIBUNNEWS.COMĀ - Kelompok militan Palestina, Hamas pada hari Jumat (28/2/2025) mengumumkan tidak akan menerima apa yang disebutnya sebagai usulan Israel untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata Gaza.

Mereka bersikeras pembicaraan harus dimulai pada fase kedua yang bertujuan untuk mengakhiri perang secara permanen.

Di Kairo, negosiator Israel dan Hamas mengadakan diskusi bersama mediator regional lainnya, themedialine memberitakan.

Delegasi Israel kembali ke rumah pada Jumat malam tanpa mencapai konsensus apa pun untuk melangkah ke tahap kedua.

Berbicara dengan televisi Al Araby, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan, "Memperpanjang tahap pertama kesepakatan dalam format yang diinginkan Israel tidak dapat diterima," dan menuduh Israel menunda kemajuan.

Sementara Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak berkomentar.

Dalam sebuah pernyataan, stasiun TV Saudi Asharq mengutip sumber Hamas yang menyalahkan "keterlambatan Israel" atas kurangnya kemajuan pada tahap gencatan senjata berikutnya.

Menurut sumber ini, setiap upaya Israel untuk memperpanjang tahap awal tanpa segera beralih ke perundingan komprehensif akan dianggap sebagai "pelanggaran perjanjian."

Pejabat Israel belum mengomentari apakah mereka siap untuk bernegosiasi di luar pengaturan saat ini.

Tahap pertama gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 19 Januari, akan berakhir pada hari Sabtu.

Kesepakatan tersebut memungkinkan penghentian pertempuran, pembebasan 33 sandera Israel (bersama dengan delapan jenazah), dan pembebasan hampir 2.000 tahanan dan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Baca juga: Hamas Tolak Perpanjangan Tahap I Gencatan Senjata, Israel Tak Mau Mundur dari Koridor Philadelphia

Hamas mengatakan 59 sandera Israel masih berada di Gaza. Qassem mengklaim Israel ingin mengamankan sandera yang tersisa sebelum melanjutkan operasi militer.

Menurut Hamas, tahap kedua perjanjian tersebut mengharuskan Israel menarik diri sepenuhnya dari Jalur Gaza, mengakhiri perang secara tuntas, dan menjamin bahwa kedua pihak menghentikan semua aksi militer.

Negosiasi pada tahap ini dijadwalkan akan dimulai pada hari ke-16 kesepakatan, tetapi kemajuan dilaporkan terhenti.

Perang ini dimulai setelah pejuang yang berpihak pada Hamas dari Gaza melancarkan serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 1.200 warga Israel dan menyandera 251 orang. Israel menanggapinya dengan kampanye serangan udara dan operasi darat yang bertujuan untuk menggulingkan Hamas, yang menyebabkan kematian lebih dari 48.000 orang di Gaza dan hancurnya sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut.

Langgar Janji

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan