Sabtu, 13 September 2025

Rodrigo Duterte Ditangkap

Kejamnya Politik di Filipina: Rodrigo Duterte Ditangkap, Anaknya Sara Dimakzulkan Sebagai Wapres

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap polisi di Manila pada Selasa (11/3/2025) hari ini.

Editor: Hasanudin Aco
Richard Madelo/Publikasi Kantor Kepresidenan Filipina via Wikimedia
AYAH DAN ANAK - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersama anaknya Sara Duterte yang kini menjabat Wakil Presiden Filipina. Hari ini, Selasa (11/3/2025), Duterte ditangkap atas tuduhan kejahatan kemanusiaan. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap polisi di Manila pada Selasa (11/3/2025) hari ini.

Dia ditangkap saat baru saja mendarat di Bandara Internasional Ninoy Aquino (Naia) dari Hong Kong.

Duterte ditangkap berdasarkan surat perintah Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Duterte dituduh telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan saat masih menjabat Presiden Filipina.

Yakni dengan membunuh ribuan pelaku dan bandar narkoba di Filipina.

Berdasarkan catatan kepolisian, jumlah korban tewas mencapai sekitar 6.000 orang akibat perang terhadap narkoba yang pernah digalakkan Duterte.

Tetapi kelompok hak asasi manusia berpendapat bahwa jumlah korban tewas mencapai 30.000 orang.

"Pagi-pagi sekali, Interpol Manila menerima salinan resmi surat perintah penangkapan dari ICC," kata istana kepresidenan dalam sebuah pernyataan mengomentari penangkapan Duterte.

Tidak Akan Melarikan Diri

Rodrigo Duterte mengatakan  siap menghadapi surat perintah penangkapan ICC  atas perang kontroversialnya melawan narkoba.

Dia akan menghadapinya secara langsung sebagai pengacara dan tidak akan melarikan diri ke negara lain. 

Dalam wawancara eksklusif dengan  GMANews, Selasa (11/3/2025), Duterte menjawab pertanyaan apakah dia akan hadir jika dipanggil oleh ICC. 

"Saya katakan bahwa bukan benar-benar muncul atau tidak muncul, tetapi saya akan menangani masalah ini secara langsung sebagai pengacara. Saya akan bertindak sebagai pengacara," kata mantan pemimpin Filipina itu. 

Duterte juga menegaskan bahwa ia tidak menyesali apa pun yang dilakukannya saat menjabat sebagai Presiden.

Ia juga meredakan kekhawatiran bahwa ia pergi ke Hong Kong selama akhir pekan yang diduga untuk menghindari surat perintah penangkapan. 

"Kemungkinan saya tertangkap lebih besar di Hong Kong. Saya di sini sebagai pengunjung. Kami tidak menikmati hak istimewa apa pun di sini. Selain itu, jika saya bersembunyi, saya tidak akan bersembunyi di tempat lain. Saya akan bersembunyi di Filipina. Anda tidak akan melihat saya di sana," katanya.

Lawan Politik Presiden Marcos

Dinasti Duterte dalam setahun terakhir berseteru dengan keluarga dinasti Marcos.

Saat ini kepemimpinan di Fililpina dipegang oleh Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr.

Tahun lalu Bongbong" Marcos Jr berseteru secara politik dengan Rodrigo Duterte.

Dia  menuduh Marcos Jr. berusaha mengubah konstitusi untuk memperpanjang masa jabatan.

Namun, Marcos Jr. berdalih sebatas mewacanakan perubahan konstitusi untuk mempermudah investasi asing.

Terjadi perang mulut keduanya.

Duterte bahkan menuduh   "Bongbong" Marcos Jr menggunakan narkoba dan mengancam bahwa wilayah basis kekuasaannya di Filipina, Pulau Mindanao akan memerdekakan diri.

Posisinya anaknya terancam

Perselisihan yang semakin mengemuka belakangan ini membuat koalisi Marcos-Duterte yang terbentuk jelang Pemilu Filipina 2022 lalu terancam bubar dan membuat posisi Sara Duterte-Carpio terjepit antara presidennya dengan ayahnya.

Seperti diketahui, putri Duterte saat ini yakni Sara Duterte menjabat Wakil Presiden Filipina mendampingi "Bongbong" Marcos Jr.

Wapres dimakzulkan

Penangkapan Rodrigo Duterte terjadi setelah bulan lalu putrinya yakni Wakil Presiden Filipina Sara Duterte dimakzulkan oleh Senat Filipina.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Filipina memakzulkan Duterte pada Rabu lalu (5/2/2025)

Sara Duterte dimakzulkan atas tuduhan "pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, korupsi, dan kejahatan besar lainnya."

Tuduhan terhadap Sara Duterte termasuk rencana untuk membunuh Presiden "Bongbong" Marcos Jr, Ibu Negara Liza Marcos, dan Ketua DPR Martin Romualdez, sepupu Marcos.

Senat Filipina nantinya akan memutuskan apakah Sara Duterete perlu dicopot dari jabatannya melalui sidang pada 2 Juni mendatang.

Jika terbukti bersalah dalam sidang Senat, dia akan dilarang untuk mencalonkan diri dalam jabatan publik di masa depan.

Termasuk larangan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028.

Dengan demikian  "Bongbong" Marcos Jr (inkamben) diperkirakan tak akan mendapatkan lawan sepadan mencalonkan lagi sebagai Presiden Filipina.

Sumber: CNN/Reuters/AFP

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan