Konflik Palestina Vs Israel
Militer Israel Dihantam Krisis, Banyak Tentara Cadangan IDF Tolak Berperang di Gaza, Kecewa Berat
Militer Israel dilaporkan mengalami krisis prajurit karena banyak tentara cadangannya menolak ikut berperang di Jalur Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel dilaporkan mengalami krisis prajurit karena banyak tentara cadangannya menolak ikut berperang di Jalur Gaza.
Saat ini Israel bersiap memperluas operasi militernya di Gaza. Ada puluhan ribu tentara yang akan dipanggil dalam waktu dekat.
Media terkenal Israel bernama Haaretz melaporkan seorang komandan senior Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah menyinggung banyaknya tentara cadangan yang menolak menjalankan kewajiban.
Alasan utamanya adalah kekecewaan besar atas kebijakan pemerintah dan perasaan bahwa pemerintah belum cukup melakukan banyak hal untuk membebaskan sandera di Gaza.
Alasan lainnya adalah penolakan tentara atas rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengecualikan warga Israel ultra-Ortodoks dari dinas militer dan keinginan pemerintah untuk menguatkan kontrolnya atas pengadilan.
Beberapa tentara cadangan mengaku para prajurit dan komandan mengalami keletihan yang begitu besar. Mereka kesulitan menjalani dinas.
"Sudah melewati batas," kata Alon Gur yang mengundurkan diri dari Angkatan Udara Israel minggu lalu setelah dicopot karena menolak berdinas.
Gur menuding pemerintah Israel lebih mengutamakan politik ketimbang nyawa manusia.

Pekan kemarin Haaretz menyebut respons panggilan berdinas berikutnya duperkirakan tidak akan mencapai lebih dari 50 persen.
Awal Maret lalu pemerintah Israel menyetujui RUU yang akan memungkinkan IDF memanggil hingga 400.000 tentara cadangan.
Dua minggu kemudian Israel melanjutkan serangan ke Gaza dan menghalangi pembicaraan tahap kedua gencatan.
Baca juga: Juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua Tewas Dibom Israel di Jabalia, Korban Jiwa Melonjak di Gaza
Kekurang tentara
Beberapa waktu lalu IDF juga sudah memperingatkan Israel kini kekurangan tentara.
Direktorat Operasi IDF mengatakan kelangkaan tentara ini belum pernah terjadi sejak era pendudukan Israel di Lebanon selatan 1982, kemudian Intifada Kedua tahun 2000-an.
Menurut IDF, kelangkaan itu disebabkan oleh "ketenangan palsu" selama bertahun-tahun. Lalu, kini IDF berusaha mencegah Hizbullah dan Hamas pulih seperti sedia kala.
Media Israel Yedioth Ahronoth mengatakan saat ini pengerahan tentara Israel makin sering terjadi, rotasinya lebih lama, dan cuti menjadi lebih sedikit.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.