Selasa, 19 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

PBB Peringatkan Situasi 'Mengerikan' bagi Warga yang Dipaksa Mengungsi oleh Israel di Gaza Utara

Kondisi mengerikan kini dihadapi oleh warga yang mengungsi akibat perintah pemindahan paksa militer Israel di Gaza utara.

Penulis: Nuryanti
khaberni/tangkap layar
SERANGAN UDARA ISRAEL - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Kondisi mengerikan dihadapi oleh warga yang mengungsi akibat perintah pemindahan paksa militer Israel di Gaza utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) telah memperingatkan tentang "kondisi mengerikan" yang dihadapi oleh orang-orang yang baru mengungsi akibat perintah pemindahan paksa militer Israel di daerah Beit Hanoon dan Beit Lahiya di Gaza utara.

UNRWA menyebut warga kini mengungsi di tenda-tenda darurat setelah dipaksa mengungsi oleh Israel.

“Dengan keterbatasan makanan dan air, sebagian dari mereka kini tinggal di tenda-tenda darurat di jalan utama dekat kompleks utama UNRWA di Gaza,” kata badan PBB itu, Jumat (28/3/2025), dilansir Al Jazeera.

Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan tidak ada bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza dalam lebih dari tiga minggu, dibandingkan dengan antara 500 dan 600 truk pasokan kemanusiaan yang mencapai daerah kantong itu sebelum Israel memberlakukan blokade dan melanggar gencatan senjata awal bulan ini.

"Gaza adalah masa tergelap umat manusia," kata Lazzarini dalam sebuah unggahan di media sosial.

Sementara, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah mengungkapkan bahwa 82 persen pergerakan bantuan kemanusiaan di Gaza ditolak oleh militer Israel pada 18-24 Maret.

"Tugas-tugas penting seperti mengambil pasokan penting atau mengisi bahan bakar di toko roti diblokir secara efektif," kata OCHA dalam unggahan di media sosial.

Blokade tiga minggu yang dilakukan Israel terhadap semua bantuan yang masuk ke Gaza dan penolakannya terhadap pergerakan yang aman bagi badan-badan bantuan di dalam wilayah yang dilanda perang itu, terjadi ketika Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan bahwa “ratusan ribu” orang di Gaza kembali menghadapi kelaparan dan kekurangan gizi yang parah.

“Perluasan aktivitas militer di Gaza sangat mengganggu operasi bantuan pangan dan membahayakan nyawa para pekerja bantuan setiap hari,” kata WFP dalam sebuah pernyataan.

Persediaan Makanan di Gaza Tinggal untuk 2 Minggu

Diberitakan Al Arabiya, WFP memperingatkan bahwa mereka hanya memiliki persediaan makanan untuk dua minggu di Gaza, tempat ratusan ribu orang berisiko mengalami kelaparan parah dan kekurangan gizi.

“WFP memiliki sekitar 5.700 ton stok makanan yang tersisa di Gaza – cukup untuk mendukung operasi WFP selama maksimal dua minggu,” kata badan yang berpusat di Roma itu dalam sebuah pernyataan, Kamis (27/3/2025).

Baca juga: Militer Israel Dihantam Krisis, Banyak Tentara Cadangan IDF Tolak Berperang di Gaza, Kecewa Berat

WFP mengatakan karena situasi keamanan yang memburuk dan pengungsian yang cepat, badan tersebut akan mendistribusikan makanan sebanyak mungkin dan secepat mungkin.

WFP mengurangi jatah makanan perorangan sehingga badan tersebut dapat memberi makan lebih banyak orang secara keseluruhan.

Badan itu berencana untuk mendistribusikan paket makanan kepada setengah juta orang, yang berarti paket tersebut akan memberi makan satu keluarga selama sekitar satu minggu.

Sebagai informasi, Israel melanjutkan operasi militer di wilayah Palestina lebih dari seminggu yang lalu, menghancurkan ketenangan selama berminggu-minggu yang dibawa oleh gencatan senjata yang rapuh.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan