Gempa di Myanmar
Evakuasi Korban Gempa Myanmar di Stop, Pemerintah Sebut Tak Ada Lagi Tanda Kehidupan di Reruntuhan
Pemerintah Myanmar mulai menghentikan upaya evakuasi korban gempa setelah penyintas tak lagi di temukan di bawah reruntuhan bangunan
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Upaya penyelamatan dan evakuasi korban gempa Myanmar kini mulai dihentikan setelah penyintas tak lagi di temukan di bawah reruntuhan bangungan.
72 jam pertama setelah gempa bumi secara luas dianggap sebagai jendela “emas” untuk menjangkau korban yang terkubur hidup-hidup di bawah reruntuhan.
Akan tetapi setelah periode tersebut, peluang untuk bertahan hidup tanpa sumber air berkurang dengan cepat.
Kondisi tersebut semakin diperparah dengan cuaca Myanmar yang dilanda hujan lebat dan angin kencang.
Kondisi ini lantas mengganggu operasi penyelamatan dan bantuan di seluruh negeri.
“Upaya yang tidak pernah terlaksana untuk menemukan korban selamat dari gempa bumi dahsyat di Myanmar pada 28 Maret lalu mulai dihentikan lantaran menemui jalan buntu,” ujar pejabat setempat dikutip dari Ctpost.
Pasca evakuasi dihentikan, tim penyelamat internasional dari Singapura, Malaysia, dan India dilaporkan kembali ke negara mereka lantaran pekerjaan menemukan penyintas dianggap sudah selesai.
Meski evakuasi telah berhenti, namun pemerintah kini berupaya mengganti dengan peningkatan aktivitas bantuan dan pemulihan.
Di ibu kota Myanmar, Naypyitaw, orang-orang terlihat bergotong-royong membersihkan puing-puing dan mengumpulkan kayu dari rumah-rumah mereka yang rusak di bawah hujan gerimis.
Sementara itu, tentara terlihat memindahkan puing-puing di beberapa biara Buddha.
Korban Tewas Tembus 3.564 Jiwa
Pasca gempa dahsyat berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang Myanmar kini korban tewas dilaporkan tembus lebih dari 3.564 jiwa, sementara 5.012 orang terluka, dan 210 orang masih hilang.
Baca juga: Hujan dan Angin Kencang Hambat Penanganan Gempa Myanmar, Perparah Krisis Kemanusiaan
Angka tersebut dilaporkan sekitar sembilan hari sejak gempa terjadi dan menghancurkan negara tersebut
Jumlah korban meningkat lantaran Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 melanda Myanmar pada 28 Maret meluluhlantakkan bangunan, memutus aliran listrik, dan menghancurkan jembatan serta jalan di seluruh negeri.
Meski upaya penyelamatan dari berbagai negara internasional dilakukan namun akses medan yang rusak parah membuat proses evakuasi sulit dilakukan.
Selain kekurangan alat berat, Tim penyelamat di Myanmar menghadapi tantangan yang semakin berat dalam upaya mencari korban selamat akibat cuaca ekstrem.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.