Senin, 29 September 2025

Bikin Heboh, Ini Keuntungan Strategis Rusia Jika Tempatkan Pesawat Bomber di Biak Numfor Papua

Rusia ingin menempatkan beberapa pesawat jarak jauhnya, termasuk kemungkinan pesawat pengebom, di Pangkalan Udara Manuhua di Papua. Apa yang diincar?

White Swan/dsa
BOMBER JARAK JAUH - Pesawat pembom jarak jauh Rusia, Tu-160M. Rusia dilaporkan mengajukan izin untuk menempatkan sejumlah pesawatnya di pangkalan udara di Biak Numfor, Papua, sebuah kabar yang dibantah keras Kementerian Pertahanan Indonesia. 

Rusia, dengan kehadiran aset militernya di Biak, dapat melakukan operasi pengumpulan intelijen elektronik (SIGINT/ELINT) dan memantau aktivitas ruang angkasa dan militer di kawasan tersebut, termasuk memantau aktivitas Jepang, Australia, dan AS.

Meningkatkan Kerjasama Pertahanan dengan Negara Netral

Indonesia adalah negara dengan kebijakan luar negeri yang "bebas dan aktif", tidak terikat secara formal dengan blok militer mana pun.

Kehadiran Rusia di wilayah Indonesia akan menjadi keberhasilan diplomatik dan simbolis bagi Moskow dalam menunjukkan kalau ia masih memiliki pengaruh di antara sekutu non-NATO.

Akses Potensial terhadap Sumber Daya Alam dan Rute Ekonomi

Papua kaya akan sumber daya alam, sementara wilayah sekitarnya merupakan bagian dari rute perdagangan global yang penting. Kehadiran militer dapat digunakan untuk melindungi kepentingan ekonomi dan investasi Rusia di kawasan tersebut , terutama jika kerja sama ekonomi yang lebih erat terjalin di masa mendatang.

Jika ini terus berlanjut, hal ini akan memicu respons strategis dari negara-negara regional seperti Australia, Amerika Serikat, dan mungkin bahkan ASEAN , dan berpotensi mengubah lanskap keamanan Indo-Pasifik secara dramatis.

Seputar Pangkalan Udara Manuhua di Biak Numfor

Kabar kalau Rusia ingin menempatkan beberapa pesawat jarak jauhnya, termasuk kemungkinan pesawat pengebom, di Pangkalan Udara Manuhua di provinsi paling timur Indonesia, Papua, dilaporkan portal berita pertahanan internasional.

Pangkalan udara ini berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisepo.

“Sumber terpisah dari pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kepada Janes bahwa permintaan (pangkalan udara) tersebut telah diterima oleh kantor Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, setelah pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Sergei Shoigu, pada Februari 2025.”

"Dalam permintaan tersebut, Rusia dilaporkan ingin menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo, menurut dokumen yang telah diserahkan kepada Janes," kata laporan media tersebut dikutip situs berita militer DSA.

Pangkalan Udara Manuhua terletak di Biak Numfor, di provinsi Papua, Indonesia, dan merupakan markas Skuadron Udara 27 Angkatan Udara Indonesia yang mengoperasikan pesawat patroli maritim CN235.
 
Pangkalan ini juga menampung Wing Udara ke-9 milik TNI AU yang baru didirikan, tetapi belum diberi jenis pesawat apa pun.

Dalam permintaan tersebut, tidak diberikan rincian mengenai jumlah pesawat atau jenis pesawat yang ingin dikerahkan Angkatan Udara Rusia (VKS) di Biak Numfor.

Namun, portal pertahanan tersebut menyatakan kalau Rusia telah beberapa kali meminta Indonesia untuk menggunakan pangkalan udara tersebut secara ad hoc untuk mendaratkan pesawatnya seperti pesawat pengebom Tu-95 dan pesawat angkut IL-76.

Pesawat pengebom strategis Tu-95MS pembawa rudal Kinzhal-101
Pesawat pengebom strategis Tu-95MS pembawa rudal Kinzhal-101 (RBC Ukraine)

Kementerian Pertahanan Indonesia Membantah Keras

Laporan menyatakan, pihak berwenang Indonesia sebelumnya telah memberikan izin kepada Rusia untuk menggunakan pangkalan udara tersebut.

Dalam reaksinya, Kementerian Pertahanan Indonesia membantah keras laporan yang mengklaim kalau pemerintah telah menerima usulan Rusia untuk menggunakan pangkalan udara di wilayah Papua Timur untuk pesawat jarak jauhnya, termasuk pesawat pengebom.

"Terkait pemberitaan mengenai usulan Rusia untuk menggunakan [pangkalan udara] Indonesia, Kementerian Pertahanan dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Frega Wenas Inkiriwang, seperti dikutip kantor berita Antara.

Hubungan Indonesia-Rusia Bukan Hal Baru, Australia Kebakaran Jenggot

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan