Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Tanggapi Tarif Trump, Ahli Strategi Partai Republik Samakan Pendekatan Presiden AS dengan Matador
Douglas Heye menyamakan pendekatan Donald Trump dengan matador, yang dengan cekatan mengalihkan perhatian dan mengendalikan narasi.
"Orang-orang mengonsumsi berita dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan lima tahun lalu, tentu saja 10, 15 tahun lalu. Banyak di antaranya adalah teknologi, sebagian lagi bersifat politis," imbuh Heye.
Para Pemimpin Dunia Kritik Tarif Trump
Keputusan Donald Trump untuk mengenakan tarif baru pada semua barang yang masuk ke AS merupakan "pukulan besar bagi ekonomi dunia," kata kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Komentarnya senada dengan komentar sejumlah negara lain, termasuk Tiongkok, yang telah menyatakan penentangannya terhadap langkah tersebut dan telah memperingatkan akan mengambil "tindakan balasan yang tegas" terhadap AS.
Peringatan mereka muncul setelah Trump mengumumkan tarif universal sebesar 10 persen untuk semua impor ke AS mulai 5 April.
Sekitar 60 negara juga akan dikenakan tarif yang lebih tinggi mulai 9 April.
Diberitakan BBC, Trump mengatakan tindakan tersebut merupakan balasan atas kebijakan perdagangan yang tidak adil, seraya menambahkan bahwa ia telah "sangat baik" dalam mengambil keputusan.
Trump mengatakan tarif akan digunakan untuk meningkatkan manufaktur AS, dan mengatakan pada hari Rabu bahwa langkah tersebut akan "membuat Amerika kaya kembali".
Giorgia Meloni dari Italia, sekutu Trump, mengatakan keputusan itu "salah" tetapi dia akan berupaya mencapai kesepakatan dengan AS untuk "mencegah perang dagang".
Rekannya dari Spanyol Pedro Sánchez mengatakan Spanyol akan "terus berkomitmen pada dunia yang terbuka".
Baca juga: Bahlil Santai Hadapi Tarif Trump: Jangan Seolah-olah Dunia Mau Berakhir

Sementara di Irlandia, Taoiseach Micheál Martin mengatakan keputusan Trump "sangat disesalkan" dan tidak menguntungkan siapa pun.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tarif tersebut sebagai "keputusan yang brutal dan tidak berdasar" yang akan berdampak besar pada ekonomi Eropa, seraya menambahkan bahwa ekonomi dan konsumen AS akan muncul "lebih miskin dan lebih lemah".
Kemudian, Hongaria menyalahkan Uni Eropa, yang merupakan negara anggotanya, atas tarif yang dikenakan.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko mengatakan negaranya "berusaha untuk mendapatkan persyaratan yang lebih baik", dan menambahkan bahwa negaranya "memiliki banyak hal untuk ditawarkan".
Di luar Eropa, Tiongkok - salah satu negara yang dianggap sebagai "pelanggar terburuk" oleh Presiden AS - dikenakan tarif sebesar 34 persen atas barang, di samping pungutan sebesar 20 persen yang sudah ada, sehingga total bea masuk menjadi sedikitnya 54 persen.
Kementerian Perdagangan Tiongkok mendesak AS untuk "segera membatalkan" tarif tersebut, seraya menambahkan bahwa Tiongkok akan "dengan tegas mengambil tindakan balasan untuk melindungi hak dan kepentingannya sendiri."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.