Senin, 11 Agustus 2025

Serangan Drone dan Ledakan Hebat Guncang Port Sudan, RSF Dituding Jadi Dalang

Ledakan dan kebakaran besar mengguncang kota pelabuhan Port Sudan, lokasi dan penyebab belum diketahui.

YouTube Al Jazeera English
PORT SUDAN. Gambar merupakan tangkap layar YouTube Al Jazeera English, Selasa (6/5/2025). Beberapa ledakan terdengar dan kebakaran besar terlihat di Port Sudan, meskipun lokasi dan penyebabnya belum jelas, karena perang saudara Sudan mengguncang kota yang sebelumnya tenang itu untuk hari ketiga. Gumpalan asap hitam terlihat muncul dari sekitar pelabuhan maritim utama negara itu di kota itu, tempat ratusan ribu orang mengungsi. 

TRIBUNNEWS.COM - Ledakan dan kebakaran besar mengguncang kota pelabuhan Port Sudan.

Bencana ini terjadi di tengah perang saudara yang terus memburuk di negara itu.

Dikutip dari Al Jazeera, beberapa ledakan terdengar dan kobaran api terlihat di kawasan pelabuhan utama.

Lokasi serta penyebab pasti insiden tersebut masih belum dapat dipastikan.

Port Sudan sebelumnya dikenal relatif tenang selama konflik, kini berubah menjadi medan pertempuran baru selama tiga hari terakhir.

Asap hitam pekat mengepul dari sekitar pelabuhan laut utama, tempat ratusan ribu orang yang mengungsi mencari perlindungan.

Hiba Morgan dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Khartoum, mengatakan warga di Port Sudan melaporkan serangan drone yang diluncurkan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Menurut mereka, serangan itu menargetkan depot bahan bakar, pelabuhan, serta pangkalan udara di kota tersebut.

“Menurut warga, mereka yakin itu adalah serangan pesawat nirawak oleh Pasukan Dukungan Cepat paramiliter – sekali lagi,” kata Morgan.

“Mereka menargetkan depot bahan bakar di kota itu tetapi juga di sekitar pelabuhan dan pangkalan udara.”

Konflik antara militer Sudan dan RSF telah memicu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, yang diperkirakan akan semakin parah akibat serangan terbaru ini.

Baca juga: Rumah Sakit Dibom 7 Orang Tewas, Sudan Selatan di Ambang Perang Saudara

Port Sudan menjadi pusat kegiatan PBB, lembaga bantuan internasional, dan kementerian yang berafiliasi dengan militer Sudan.

Serangan terhadap kota pesisir Laut Merah ini dimulai pada Minggu (4/5/2025) dan menandai eskalasi serius karena sebelumnya kota ini tidak pernah terkena serangan darat maupun udara.

Pada Minggu, sebuah pangkalan militer dekat satu-satunya bandara internasional yang masih beroperasi di negara itu diserang menggunakan drone.

Keesokan harinya, serangan dilanjutkan ke depot bahan bakar di dalam kota.

Dalam kedua serangan tersebut, militer Sudan menuding RSF sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Sumber militer juga melaporkan bahwa sebelumnya, pasukan tentara menghancurkan pesawat dan gudang senjata milik RSF di bandara Nyala.

Hingga kini, RSF belum mengaku bertanggung jawab atas serangan di Port Sudan.

Rentetan serangan ini memicu kecaman dari Mesir dan Arab Saudi, serta pernyataan keprihatinan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perang antara militer dan RSF sendiri meletus pada April 2023, dipicu oleh sengketa dalam proses transisi menuju pemerintahan sipil.

Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 12 juta orang mengungsi dan membuat separuh populasi Sudan mengalami kelaparan akut, menurut laporan PBB.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan