Konflik India dan Pakistan
India dan Pakistan yang Berkonflik, tapi China dan Eropa yang Adu Kecanggihan Jet Tempur
China berbangga karena jet tempur buatannya, berhasil tembak jatuh jet tempur buatan Prancis dalam konflik India dan Pakistan.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat saat keduanya saling menyerang di wilayah perbatasan Kashmir.
Mengutip Al Jazeera, New Delhi dan Islamabad saling menuduh pada Jumat atas serangan pesawat nirawak serta sejumlah pelanggaran gencatan senjata di Garis Kontrol (LoC) di wilayah sengketa tersebut.
Permusuhan yang terus berlangsung ini memicu seruan internasional untuk menahan diri, mengingat risiko eskalasi antara dua negara bersenjata nuklir itu semakin besar.
Namun di tengah ketegangan ini, China dan Prancis memantau dari kejauhan, karena jet-jet tempur buatan mereka lah yang digunakan dalam pertempuran.
Dilaporkan oleh Reuters, sebuah pesawat tempur buatan China yang digunakan oleh Pakistan, berhasil menembak jatuh sedikitnya dua pesawat militer India pada Rabu (7/5/2025), menurut dua pejabat AS yang berbicara kepada media tersebut.
Ini menjadi tonggak penting bagi reputasi jet tempur canggih buatan China.
Salah satu pejabat AS, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan ada keyakinan kuat bahwa Pakistan menggunakan pesawat J-10 buatan China untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara yang berhasil menjatuhkan sedikitnya dua pesawat India.
Pejabat lain menyebut bahwa salah satu pesawat India yang ditembak jatuh adalah jet tempur Rafale buatan Prancis.
Kedua pejabat tersebut menegaskan bahwa pesawat F-16 milik Pakistan, yang diproduksi oleh Lockheed Martin Amerika Serikat, tidak terlibat dalam serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Muhammad Asif, mengatakan kepada Reuters pada Kamis bahwa benar jet J-10 digunakan untuk menembak jatuh tiga pesawat Rafale buatan Prancis yang baru saja dibeli oleh India.
Secara keseluruhan, Pakistan mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat tempur India dalam pertempuran udara itu.
Baca juga: Stop Perang, AS Desak India dan Pakistan Lakukan De-Eskalasi Serukan Dialog Diplomatik
Rafale Prancis vs J-10 China
Pesawat tempur Rafale yang digunakan India dan J-10 yang digunakan Pakistan sama-sama digolongkan sebagai jet tempur generasi 4,5, yang berada di jajaran terdepan teknologi pertahanan udara saat ini.
"Komunitas perang udara di Tiongkok, AS, dan sejumlah negara Eropa akan sangat tertarik untuk menggali sebanyak mungkin informasi di lapangan — tentang taktik, teknik, prosedur, peralatan apa yang digunakan, apa yang berhasil dan apa yang tidak," kata Douglas Barrie, peneliti senior bidang kedirgantaraan militer di International Institute for Strategic Studies.
Media Tiongkok Berbangga
Global Times (GT), media pemerintah China, menyoroti klaim keberhasilan serangan jet tempur J-10C buatan negaranya.
Meski sempat ditegur oleh Kedutaan Besar India karena dinilai menerbitkan klaim yang belum terverifikasi pada 7 Mei, Global Times memuat pernyataan Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, secara rinci.
Global Times menekankan bahwa Pakistan telah mengonfirmasi keterlibatan jet J-10C dalam menanggapi serangan dari India.
“Pakistan, yang telah mengimpor sebagian besar peralatan pertahanannya — termasuk jet tempur J-10C — mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat India, termasuk jet Rafale buatan Prancis,” tulis media itu.

Garis editorial serupa juga diadopsi oleh sejumlah media China lainnya, termasuk situs blog Sohu, tempat para blogger dan warganet militer Tiongkok membahas dugaan jatuhnya jet Rafale milik India.
Salah satu artikel menyebutkan bahwa Pakistan menjatuhkan enam Rafale dengan bantuan peperangan elektronik sebelum meluncurkan serangan langsung.
Sementara artikel lain menggambarkan insiden tersebut sebagai kerugian udara paling serius yang dialami India dalam beberapa dekade terakhir.
Saham Produsen J-10C Meroket, Rafale Anjlok
Selain Reuters, media internasional arus utama seperti New York Times dan CNN juga melaporkan jatuhnya jet Rafale karena J-10C.
Dampaknya, saham Avic Chengdu Aircraft Co. Ltd., produsen J-10C dan JF-17 yang digunakan Pakistan, melonjak lebih dari 36 persen dalam dua hari perdagangan, menurut laporan eurasiantimes.com.
Sebaliknya, saham Dassault Aviation — produsen Rafale — mengalami penurunan antara 1,64 persen hingga 5 persen.
China pun dengan cepat memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat posisi jet tempurnya di pasar global.
Setelah Pakistan mengonfirmasi penggunaan J-10C, jurnalis China dan komentator PLA, Shen Shiwei, mengunggah video pesawat tersebut di media sosial.
Video itu disertai keterangan:
Baca juga: Konflik India vs Pakistan Menjadi Ujian Pertama Teknologi Militer China, Saham Chengdu Melonjak Naik
“Tiga tahun lalu, pada 2022, #Pakistan secara resmi memasukkan jet tempur J-10CE buatan China — versi ekspor dari J-10C — ke dalam angkatan udaranya sebagai komponen utama sistem pertahanan nasional.”
Narasi keberhasilan J-10C dalam mengalahkan Rafale bisa menjadi nilai jual tambahan bagi China, yang tengah mengincar pasar ekspor jet tempur ke negara-negara mitra.
Uzbekistan, misalnya, saat ini tengah mempertimbangkan antara J-10C dan Rafale sebagai pilihan jet tempur barunya.
Selain itu, beberapa laporan sebelumnya juga menunjukkan bahwa Mesir tertarik membeli pesawat J-10C.
Klaim kemenangan J-10C ini kemungkinan akan mendongkrak kepentingan geopolitik dan ekonomi China.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.