Konflik Rusia Vs Ukraina
Zelenskiy Tantang Putin Datang Langsung ke Istanbul Temui Dirinya: Jangan Cari Alasan Lagi
Kedatangan Putin pada kamis ini jadi pertanyaan besar mengingat ia dan Zelenskiy terakhir bertemu pada Desember 2019 lalu.
Penulis:
Bobby W
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy tantang Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk bertemu dengannya di Istanbul, Turki.
Zelensky menyatakan kesiapannya untuk bertemu langsung dengan perwakilan Rusia di Turki pada perundingan damai yang akan berlangsung Kamis mendatang (15/5/2025).
Adapun pertemuan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka meminta Zelensky untuk segera menerima tawaran pemimpin Kremlin untuk perundingan langsung.
Usulan pertemuan Zelenskiy dengan Putin menutup periode 48 jam yang dramatis, di mana sebelumnya para pemimpin Eropa juga turut mendesak gencatan senjata selama 30 hari mulai dari Senin ini (12/5/2025).
Desakan para pemimpin Eropa itu direspons Putin dengan pengajuan berupa perundingan langsung pertama antara Ukraina dan Rusia yang terakhir kali terjadi beberapa bulan setelah awal invasi di tahun 2022.
Namun demikian, wacana pertemuan ini masih dibayangi oleh ketidakjelasan terkait teknis pelaksanaannya.
Salah satu pertanyaan utama yang menggantung dari pertemuan pada Kamis ini adalah kejelasan apakah Putin benar-benar hadir secara langsung ke Turki untuk menemui Zelenskiy atau tidak.
Zelenskiy sendiri terakhir bertemu dengan Putin pada Desember 2019 lalu.
Menanggapi pertanyaan tersebut, tampak Zelenskiy tidak bisa menyembunyikan rasa permusuhannya antara satu sama lain.
Di pernyataannya pada media sosial X pada Senin diri hari WIB, Zelenskiy juga menantang Vladimir Putin untuk berani bertemu langsung dengannya bila ia benar-benar serius ingin melakukan perundingan damai.
"Saya akan menunggu Putin di Turkiye secara pribadi pada Kamis (15/5/2025). Saya berharap kali ini Rusia tidak mencari alasan lagi," tulis Zelenskiy di X.
Baca juga: Apakah Usulan Putin Akan Diterima Ukraina di Istanbul?
Hal senada juga dinyatakan Kepala Staf Zelensky, Andriy Yermak.
"Bagaimana dengan Putin? Apakah dia takut? Kita lihat saja." tulis Yermak di telegram.
Zelensky sebelumnya merespons dengan hati-hati permintaan Presiden Rusia tersebut yang mengusulkan perundingan langsung di Istanbul pada Kamis.
Adapun usulan Putin datang beberapa jam setelah beberapa negara dengan kekuatan besar di Eropa berkumpul untuk menuntut Putin agar ia menyetujui gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari atau menghadapi sanksi baru yang "masif".
Respons Trump dan Rusia dalam Perundingan Damai

Trump, yang memiliki kewenangan untuk melanjutkan atau menghentikan pasokan senjata AS ke Ukraina, mengambil pendekatan berbeda terkait perundingan damai ini.
Sosok Presiden AS tersebut tampak lebih menyudutkan Ukraina agar menyepakati proposal perundingan damai yang diajukan oleh RUsia.
"Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ingin membuat kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina, tetapi ingin bertemu di Turki pada Kamis untuk menegosiasikan akhir dari pembantaian ini. Ukraina harus segera setuju!" tulis Trump di Truth Social.
"Setidaknya mereka (Rusia) bisa menilai apakah kesepakatan mungkin tercapai, dan jika tidak, para pemimpin Eropa dan AS akan tahu posisi sebenarnya dan dapat bertindak sesuai hal itu." sambungnya
Di lain pihak, Moskwa sendiri juga melihat peluang untuk mengurangi tekanan sanksi ekonomi dan kembali terlibat dengan dunia ekonomi global melalui perundingan damai ini.
Namun demikian, Putin menolak apa yang disebutnya upaya "ultimatum" yang digunakan oleh perkumpulan negara-negara besar di Eropa dalam aliansinya bersama Ukraina .
Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan diskusi tentang penyebab akar konflik harus mendahului pembicaraan gencatan senjata yang dituntut oleh Uni Eropa dan Ukraina.
Meski Rusia tidak berkomitmen sepenuhnya akan gencatan senjata yang dituntut Eropa, Zelenskiy meyakini bahwa gencatan senjata untuk Ukraina tetap berlaku mulai Senin ini.
"Kami menunggu gencatan senjata penuh dan permanen mulai besok untuk menjadi dasar diplomasi," tulisnya di X.
Dalam pidato Minggu malam (11/5/2025), Zelenskiy juga menegaskan bahwa ia menantikan jawaban Rusia untuk mematuhi tuntutan Uni Eropa.
Bila Rusia tak menggubris atau menaati gencatan senjata tersebut, Zelenskiy mengaku bahwa pasukannya siap membalas Moskwa tidak .
(Tribunnews.com/Bobby)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.