Kamis, 7 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Bukan Rusia atau China, Rudal Houthi Nyaris Tembak Jatuh Jet Siluman Canggih F-35 Lightning II AS

Nyaris ditembaknya F-35 di Yaman menyembulkan fakta menarik kalau kelompok Houthi bisa mengancam jet tempur paling canggih di dunia milik AS.

Kredit foto: tangkapan layar video RTX
DIKUNCI RUDAL HOUTHI - Jet tempur Lockheed Martin F-35 Lightning II, salah satu jet tempur siluman paling canggih di dunia, milik Amerika Serikat dilaporkan berhasil dikunci oleh rudal yang ditembakkan Houthi Yaman. Pilot jet canggih itu terpaksa melakukan manuver mengelak untuk menghindari rudal permukaan-ke-udara yang diluncurkan oleh pasukan Houthi di Yaman. 

DAS F-35 kemungkinan memberikan peringatan dini dengan mendeteksi tanda termal rudal, sementara perangkat Barracuda mungkin telah menyebarkan suar atau mengganggu sistem pemandu rudal.

Taktik standar untuk menghindari rudal yang dipandu radar meliputi "beaming," di mana pilot terbang tegak lurus dengan radar untuk meminimalkan tanda jet, atau "notching," yang melibatkan penyelaman ke medan untuk mengaburkan posisi pesawat.

Untuk rudal berpemandu inframerah seperti Saqr, pilot melepaskan suar untuk menciptakan tanda panas palsu dan melakukan manuver yang tidak terduga untuk melampaui pelacakan rudal.

Meskipun F-35 tidak selincah F-16, yang dapat melakukan putaran 9G, rangkaian sensor dan kemampuan peperangan elektroniknya memberikan keunggulan signifikan dalam skenario seperti itu.

Kemampuan pilot untuk menghindari rudal menggarisbawahi pentingnya pelatihan, karena bahkan teknologi paling canggih pun memerlukan penilaian manusia untuk menavigasi situasi hidup atau mati.

"Insiden itu terjadi dalam konteks yang lebih luas dari Operasi Rough Rider, yang telah menyaksikan serangan militer AS terhadap lebih dari 1.000 target Houthi sejak pertengahan Maret, menurut Komando Pusat AS," tulis ulasan tersebut.

Serangan ini menargetkan fasilitas komando dan kendali, lokasi penyimpanan senjata, dan sistem pertahanan udara, menewaskan ratusan pejuang Houthi dan beberapa pemimpinnya.

Meskipun dibomardir AS, Houthi terus meluncurkan rudal balistik dan pesawat nirawak, termasuk serangan penting pada tanggal 4 Mei 2025, yang menghantam dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Israel, yang memicu serangan balasan Israel terhadap infrastruktur Houthi di Hodeidah dan Sanaa.

Baca juga: AS Gagal Lemahkan Houthi Yaman Meski Habiskan Hampir Rp 16,5 Triliun dalam 3 Pekan Serangan

Operasi militer yang menelan biaya lebih dari $1 miliar dan menghabiskan ribuan amunisi itu gagal memberikan pukulan telak, sementara pasukan Houthi mempertahankan kemampuan mereka untuk memproyeksikan kekuatan di luar perbatasan Yaman.

Hilangnya dua F/A-18 Super Hornet dari USS Harry S. Truman, yang satu disebabkan oleh belokan tajam untuk menghindari tembakan Houthi, semakin menggambarkan tantangan operasional yang ditimbulkan oleh pertahanan udara kelompok itu.

Jet tempur buatan AS F-35 menembakkan rudal AMRAAM. Jor Biden menyetujui penjualan rudal tersebut ke Israel untuk memenangkan peperangan
Jet tempur buatan AS F-35 menembakkan rudal AMRAAM. Jor Biden menyetujui penjualan rudal tersebut ke Israel untuk memenangkan peperangan (RTX)

Bukan Ancaman Pertama Bagi Jet Canggih AS 

Secara historis, kerentanan pesawat canggih terhadap ancaman berbasis darat bukanlah hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pada tahun 1999, sebuah F-117 Nighthawk milik AS, salah satu pesawat siluman pertama, ditembak jatuh di atas Serbia oleh sistem rudal S-125 Neva yang dimodifikasi, sehingga mengungkap keterbatasan teknologi siluman awal terhadap musuh yang adaptif.

Demikian pula, ancaman Houthi terhadap F-35 mengingatkan pada tantangan yang dihadapi pasukan AS selama Perang Vietnam, di mana rudal SA-2 yang dipasok Soviet memaksa pilot untuk mengembangkan taktik dan tindakan balasan baru.

"Pertahanan F-35 dalam hal ini menyoroti peningkatan dalam hal siluman dan peperangan elektronik sejak konflik-konflik sebelumnya, tetapi hal ini juga berfungsi sebagai pengingat bahwa tidak ada platform yang kebal," tulis ulasan tersebut mengulas soal celah dari F-35 yang canggih.

Dibandingkan dengan sistem saingan seperti Su-57 Rusia atau J-20 China, kekuatan F-35 terletak pada fusi sensor dan kemampuan peperangan yang berpusat pada jaringan, yang memungkinkannya untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber dan berkoordinasi dengan aset lainnya.

Halaman
1234
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan