Konflik India dan Pakistan
Jet Tempur J-10C Pakistan Tembak Jatuh Pesawat Tempur Rafale India dari Jarak 182 Km
Pakistan mengklaim, jarak tembak jet mereka ke jet tempur Angkatan Udara India sejauh 182 km adalah "yang terjauh dalam sejarah kedirgantaraan"
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Pakai Rudal BVR PL-15, Jet Tempur J-10C Pakistan Tembak Jatuh Pesawat Tempur Rafale India dari Jarak 182 Km
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu jet tempur J-10C Angkatan Udara Pakistan disebut-sebut sukses menembak jatuh jet tempur Rafale Angkatan Udara India dari jarak 182 km menggunakan rudal udara-ke-udara jarak jauh Beyond Visual Range (BVR) PL-15, menurut sumber yang dikutip oleh jurnalis pertahanan Pakistan.
Laporan itu juga mengklaim, jarak tembak ke jet tempur Angkatan Udara India sejauh 182 km adalah "yang terjauh dalam sejarah kedirgantaraan", tetapi tidak memberikan sumber apa pun untuk klaimnya tersebut.
Baca juga: Aksi Santai Letjen Aurangzeb Ahmed Sindir Pilot India Kalah 6-0: Pahlawan di Mata Rakyat Pakistan
Sebagai informasi, sebelum klaim ini, beredar kabar kalau jet tempur Su-35S Rusia telah menembak jatuh jet tempur MiG-29 Ukraina pada jarak 213 km menggunakan rudal udara-ke-udara hipersonik jarak jauh R-37M yang disebut-sebut mampu mengenai target sejauh 400 km.

Jet Lepaskan Rudal Paling Berbahaya di Dunia dari Wilayah Masing-masing
Dikembangkan oleh Akademi Rudal Lintas Udara China (CAMA), PL-15 sekarang dianggap sebagai salah satu rudal BVR paling berbahaya di dunia, setara dengan AIM-120D AMRAAM buatan AS dan METEOR buatan Eropa .
Sementara itu, pesawat tempur J-10C Pakistan dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Industry Corporation (CAIG).
Jet tempur J-10C Angkatan Udara Pakistan diyakini masih berada di wilayah udara negara itu ketika meluncurkan rudal udara-ke-udara PL-15 ke jet tempur Rafale Angkatan Udara India selama hari-hari awal konflik antara kedua kekuatan negara bersenjata nuklir tersebut.
Bentrokan antara jet tempur Angkatan Udara India dan Angkatan Udara Pakistan pada awal konflik Pakistan-India digambarkan para pengamat sebagai "pertempuran udara terbesar dalam sejarah" yang melibatkan 125 jet tempur dari kedua negara.
Stasiun televisi terkenal Amerika, CNN, menyatakan kalau pertempuran udara terbesar dalam sejarah terjadi meskipun jet tempur India dan Pakistan berada di wilayah udara masing-masing.
"Jet tempur kedua negara terlibat dalam pertempuran udara pada jarak 160 km, dengan jet tempur India dan Pakistan saling menembakkan rudal udara-ke-udara," menurut sumber keamanan Pakistan yang dikutip CNN.
Jet tempur kedua negara bertempur dalam kondisi Beyond Visual Range (BVR), mengandalkan radar AESA dan rudal udara-ke-udara masing-masing.
Pada hari-hari awal konflik dengan India, Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar mengatakan kepada media kalau jet tempur Pakistan telah terlibat kontak dengan sedikitnya 75 hingga 80 jet tempur India dalam pertempuran udara terbesar dalam sejarah.
"Dan kami berhasil menembak jatuh lima jet tempur India," katanya.
Laporan media sebelumnya menyatakan kalau jet tempur Pakistan termasuk J-10C dan JF-17 "Thunder" hanya dipasok dengan varian ekspor rudal PL-15 yang dikenal sebagai PL-15E yang memiliki jangkauan terbatas 140 km.
Baca juga: Jet JF-17 Thunder Pakistan Gunakan Rudal Hipersonik CM-400AKG untuk Hancurkan S-400 India
Namun, jika klaim jurnalis pertahanan Pakistan itu benar, maka artinya China telah memasok Pakistan dengan varian lokal rudal udara-ke-udara PL-15 yang memiliki jangkauan hingga 300 km, seperti yang sebelumnya diklaim oleh sumber pertahanan di Pakistan.
Varian lokal PL-15 digunakan oleh jet tempur Angkatan Udara China, termasuk pesawat tempur generasi kelima, J-20 "Mighty Dragon", meskipun laporan menunjukkan bahwa J-20 China telah mulai dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara yang lebih modern yang dikenal sebagai PL-17.
Rudal udara-ke-udara memiliki jangkauan 400 km.
Laporan sebelumnya menyatakan kalau Tiongkok telah mempercepat pengiriman rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 ke Pakistan, untuk memungkinkan sekutu Asia Selatannya menghadapi jet tempur India seperti Rafale dan Su-30MKI.
Hal itu merupakan respons China terhadap meningkatnya ketegangan dalam hubungan antara Islamabad dan New Delhi, segera setelah insiden yang terjadi di Pahalgam, yang terletak di wilayah Jammu dan Kashmir.
Beberapa hari yang lalu, Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar mengklaim bahwa kelima jet tempur Angkatan Udara India (IAF), termasuk tiga Rafale buatan Prancis, ditembak jatuh oleh jet tempur J-10C Angkatan Udara Pakistan (PAF) menggunakan rudal udara-ke-udara Beyond Visual Range (BVR) PL-15E.
Baca juga: Aksi Santai Letjen Aurangzeb Ahmed Sindir Pilot India Kalah 6-0: Pahlawan di Mata Rakyat Pakistan

Rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 memiliki kecepatan Mach 4 dan dilengkapi dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA ) dan dirancang untuk pertempuran di luar jangkauan visual (BVR).
Rudal PL-15 adalah sistem senjata udara-ke-udara Beyond Visual Range (BVR) buatan China yang dirancang untuk memberikan keuntungan strategis bagi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
Klaim Pakistan bahwa mereka menembak jatuh kelima jet tempur Angkatan Udara India juga didukung oleh pejabat AS dan Prancis.
"Jet tempur J-10C Pakistan bertanggung jawab atas penembakan jatuh sedikitnya dua jet tempur Angkatan Udara India," kata pejabat senior AS kepada kantor berita internasional Reuters.
Lima jet tempur India ditembak jatuh oleh rudal udara-ke-udara Beyond Visual Range (BVR) PL-15E, yang mampu mengenai target sejauh 145 km.
Jurnalis senior CNN Jim Sciutto, melalui akunnya di platform X, menyatakan bahwa pejabat senior intelijen Prancis mengonfirmasi bahwa setidaknya satu jet tempur Rafale milik Angkatan Udara India telah ditembak jatuh oleh Pakistan.
Ini adalah jet tempur Rafale pertama yang ditembak jatuh dalam konflik mana pun di seluruh dunia sejauh ini, kata pejabat tersebut.
Meskipun menghadapi semakin banyak bukti yang sulit disangkal, militer dan pemerintah India masih menolak untuk mengakui bahwa mereka kehilangan lima jet tempurnya, termasuk tiga jet tempur paling modernnya, Rafale buatan Prancis, setelah ditembak jatuh oleh Angkatan Udara Pakistan.
Saat ditanya mengenai nasib tiga jet tempur Rafale miliknya, perwira senior Angkatan Udara India Marsekal Udara AK Bharti hanya mengatakan, "Kita berada dalam skenario perang, kerugian merupakan bagian dari pertempuran", namun tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Namun, bagi pengamat pertahanan, tanggapan perwira senior Angkatan Udara India tampaknya mengonfirmasi bahwa mereka memang telah kehilangan lima jet tempur, termasuk tiga Rafale.
Dua jet tempur India lainnya yang diduga ditembak jatuh oleh Pakistan adalah MiG-29 dan Sukhoi Su-30MKI.
Angkatan Udara Pakistan telah menerima jet tempur J-10C buatan China pada 4 Maret 2022.
Konflik India dan Pakistan
Terungkap Bagaimana Pakistan Tembak Jatuh Jet Tempur India Mei Lalu, Bukan Masalah Performa Rafale |
---|
Angkatan Udara Pakistan 12-14 Tahun Lebih Maju Dibanding India Berkat Jet J-35A China |
---|
Pakistan: India Aktifkan Sel Teror Fitna Al Hindustan Usai Kalah Telak dalam Pertempuran |
---|
Profil Skuadron 15 J-10C Cobra Pakistan yang Pimpin "Serangan Penyergapan" Jet Rafale India |
---|
Pesawat Radar KJ-500 dari China Tiba, Lompatan Komando dan Kontrol Pakistan Mengancam Langit India |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.