Kisah tragis seorang pelaut Belanda yang 'dibuang' ke pulau terpencil dan dibiarkan mati karena dituduh berhubungan sesama jenis
Seperti yang dijelaskan oleh sejarawan Elwin Hofman, Hasenbosch secara tidak sengaja berakhir di Pulau Ascension. Ia sengaja ditinggalkan…
Leendert Hasenbosch lahir sekitar tahun 1695 di Den Haag, putra tunggal dari Johannes Hasenbosch dan Maria van Bergende.
Setelah kematian ibunya, sang ayah memindahkan keluarganya ke Batavia, kini bernama Jakarta.
Pada usia 18 tahun, ia bergabung dengan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dan memulai kariernya sebagai seorang prajurit. Ia kemudian naik jabatan menjadi akuntan terpercaya.
VOC, yang sering disebut sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia, memiliki kekuatan perdagangan yang besar di seluruh Asia, namun para pekerjanya mengalami kondisi yang mengenaskan.
Selama hampir satu dekade, Hasenbosch bertugas di pos-pos terdepan VOC di Batavia dan Cochin (sekarang dikenal Kochi, India).
Kemudian, pada Oktober 1724, karena alasan yang tidak diketahui, ia berlayar ke Belanda—sebuah kepulangan yang takkan pernah ia tuntaskan.
Daging kura-kura, darah, dan air kencing
Pada suatu waktu di tengah pelayaran, Hasenbosch dituduh melakukan sodomi—yang kala itu dianggap sebagai salah satu dosa paling berat.
VOC biasanya menghukum pelakunya dengan hukuman mati, tetapi dalam kasus ini, ganjarannya adalah pengasingan.
Pada 5 Mei 1725, Hasenbosch ditinggalkan sendirian di Pulau Ascension dengan hanya membawa tenda, Alkitab, sejumlah benih biji-bijian, dan satu tong air yang hampir habis.
Selama bulan purnama, ia mencari air tawar di pulau tandus tersebut dan berdoa memohon pertolongan.
Kesendiriannya menjadi tak tertahankan.
Ia mencoba menjinakkan seekor burung untuk dijadikan teman, tapi burung itu mati.
Dia menanam bawang, kacang polong, dan calavances (sejenis kacang-kacangan), namun karena tanahnya tak subur tak membuahkan apa-apa.
Pada Juni, Hasenbosch mengalami halusinasi. Ia diganggu oleh rasa bersalah dan mendapatkan penglihatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.