Rusia Perkuat Pasukan Haftar di Libya: Dari Senjata Berat, Lapis Baja hingga Sistem Pertahanan Udara
Selain Rusia, Khalifa Haftar pimpinan LNA Libya juga menerima dukungan substansial dari Uni Emirat Arab guna menentang Pemerintah Persatuan Nasional
Penulis:
Hasiolan Eko P Gultom
Rusia Perkuat Pasukan Haftar di Libya: Senjata Berat, Kendaraan Lapis Baja, dan Sistem Pertahanan Udara
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah besar senjata berat Rusia dilaporkan untuk pertama kalinya tersedia di gudang senjata Tentara Nasional Libya (LNA).
LNA adalah pihak yang menguasai sebagian negara tersebut setelah terbelah oleh perang saudara selama bertahun-tahun.
Perangkat keras militer baru dipamerkan selama parade di Benghazi yang dipimpin oleh Marsekal Lapangan Jenderal Khalifa Haftar.
Baca juga: Trump Bakal Relokasi Jutaan Warga Palestina ke Libya, Ngotot Ubah Gaza Jadi Zona Kebebasan
Parade militer itu digelar dalam rangka memperingati ulang tahun Operasi Dignity.
Peristiwa tersebut menampilkan sejumlah peralatan modern Rusia yang sebelumnya tidak terlihat digunakan oleh pasukan Haftar.
Di antara barang-barang yang paling menonjol adalah sistem roket peluncur ganda BM-30 Smerch 300 mm dan sistem pertahanan udara jarak pendek Tor, keduanya terlihat untuk pertama kalinya di Libya.
Sejumlah besar kendaraan lapis baja Rusia baru juga ikut serta dalam parade tersebut, termasuk kendaraan tempur infanteri BMP-2M Berezhok yang dimodernisasi dan pengangkut personel lapis baja BTR-82A. Sekitar 100 kendaraan lapis baja Spartak juga turut dipamerkan.
Selain sistem baru, parade tersebut juga menyertakan peralatan yang sudah digunakan LNA, seperti tank T-72M dan T-55 yang dilengkapi dengan sangkar anti-drone besar, dan sistem pertahanan udara Pantsir-S1E yang sebelumnya terlihat di wilayah tersebut.
Masih belum jelas dalam kurun waktu berapa banyak perangkat keras Rusia ini dikirimkan atau dalam kondisi apa.
Namun, laporan sebelumnya oleh Militarnyi mengindikasikan bahwa sejak Desember 2024, pesawat angkut militer Il-76 Rusia telah terbang secara teratur di sepanjang "jembatan udara" antara kedua negara.

Aktivitas Wagner Group
Dua pesawat Kementerian Situasi Darurat Rusia, yang membawa kargo yang tidak diketahui muatannya dilaporkan telah melakukan penerbangan bergantian melalui wilayah udara Turki dan mendarat di Pangkalan Udara Al Khadim, yang terletak di sebelah timur Benghazi.
"Penerbangan tersebut mungkin juga terkait dengan aktivitas Wagner Group, bukan pengiriman senjata," tulis situs pertahanan mltrnyi, dikutip Rabu (28/5/2025).
Menurut laporan dari AllEyesOnWagner, pangkalan Al Khadim berfungsi sebagai pusat transit utama Rusia untuk memindahkan peralatan dan mengekspor emas dari tambang yang dikuasai tentara bayaran di Republik Afrika Tengah.
Tiba di Washington, Zelensky Ingin AS-Eropa Satukan Tekanan ke Rusia untuk Hentikan Perang |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-1.272: Ukraina dan Rusia Ributkan Jaminan Keamanan, Perang Berakhir? |
![]() |
---|
4 Pemimpin Eropa Dijadwalkan Hadiri Pertemuan Trump dan Zelensky di Gedung Putih Besok |
![]() |
---|
Melania Trump Tulis Surat ke Putin, Singgung Penderitaan Anak-anak Korban Perang Ukraina |
![]() |
---|
Putin Dikawal Pulang ke Rusia dengan Jet Tempur Canggih F-35, Kremlin Unggah Video dari dalam Kabin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.