Konflik Palestina Vs Israel
Militer Israel Kolaps, Butuh 10.000 Prajurit Tambahan untuk Tutupi Kekosongan di Medan Perang
Militer Israel resmi mengakui kekurangan personel hingga lebih dari 10.000 tentara, termasuk 6.000 prajurit tempur di tengah operasi melawan Hamas
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Garudea Prabawati
Tanpa pasokan personel baru yang cukup, Israel dikhawatirkan kesulitan mempertahankan intensitas serangan di Gaza maupun menghadapi ancaman dari Hizbullah di utara.
Israel Hadapi Krisis Peralatan
Di tengah intensitas konflik yang terus berlanjut di Jalur Gaza, militer Israel kini dilaporkan menghadapi krisis serius dalam ketersediaan peralatan tempur.
Kondisi ini memperburuk situasi internal setelah sebelumnya mengakui kekurangan lebih dari 10.000 tentara.
Sejumlah laporan dari sumber militer menyebutkan bahwa unit-unit di garis depan mengalami kekurangan alat pelindung, amunisi, kendaraan lapis baja, hingga sistem komunikasi taktis.
Beberapa batalyon infanteri juga dilaporkan menggunakan peralatan yang telah usang dan tak layak operasi imbas kurangnya ketersediaan peralatan tempur.
“Pasukan kami kekurangan helm, rompi anti-peluru, bahkan ransum standar. Bahkan banyak pasukan terpaksa menggunakan peralatan darurat atau mengambil milik pasukan yang gugur di medan perang, ” ungkap seorang perwira senior kepada media lokal.
Sejak operasi militer dimulai pada Oktober 2023, ratusan kendaraan tempur dilaporkan hancur, termasuk tank Merkava dan pengangkut personel lapis baja.
Selain itu, depot-depot logistik utama di selatan Israel telah kewalahan memenuhi permintaan pasukan yang ditempatkan di Gaza dan perbatasan Lebanon.
Namun imbas terganggunya upaya distribusi akibat serangan roket yang merusak jalur logistik, Israel kesulitan untuk meregenerasi peralatan tempurnya.
Pemerintah Israel sejauh ini belum memberikan rincian resmi soal skala krisis logistik tersebut.
Akan tetapi, para analis militer menyebut situasi ini sebagai kegagalan sistemik dalam rantai pasokan militer.
“Ketika pertempuran berlangsung begitu lama, cadangan logistik yang tidak diperbarui akan runtuh. Ini bukan hanya soal uang, tapi soal perencanaan dan kesiapan negara,” ujar Eli Ben-Meir, mantan kepala intelijen militer Israel.
(Tribunnews/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.