Konflik Rusia Vs Ukraina
Soal Mobilisasi Tentara Ukraina, Zelensky Tolak Kirim Pemuda 18-24 Tahun ke Medan Perang
Berbicara tentang mobilisasi tentara Ukraina, Presiden Zelensky menolak usulan AS untuk mengirim pemuda berusia 18-24 tahun menjadi tentara.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina tidak akan mengirim pemuda berusia 18-24 tahun ke medan perang.
Penolakan tersebut menyinggung mitranya dari negara-negara Barat yang menyarankan Ukraina untuk memobilisasi pemuda berusia 18-24 tahun guna meningkatkan jumlah angkatan bersenjata.
"Saya belum pernah berbicara tentang ini sebelumnya, tetapi karena Anda bertanya, saya akan memberi tahu Anda apa yang saya pikirkan, karena ini adalah masalah yang sensitif," kata Zelensky pada hari Rabu (11/6/2025).
"Saya tidak percaya kita harus memobilisasi orang-orang sejak usia 18 tahun, seperti yang dipikirkan oleh para pemimpin negara lain," ungkapnya.
Zelensky menjelaskan bahwa Ukraina dapat memobilisasi 27.000 orang per bulan, tetapi senjata dan teknologi lebih penting daripada memperbanyak jumlah tentara.
Ia mengatakan Operasi Jaring Laba-laba yang berhasil merusak puluhan pesawat Rusia pada beberapa minggu lalu telah membuktikan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata dan teknologi, daripada lebih banyak tentara.
"Operasi Jaring Laba-laba telah menunjukkan bahwa yang penting bukanlah jumlah orang, tetapi senjata dan teknologi," kata Zelensky.
Ia mengatakan sanksi harus ditujukan pada dana Rusia yang digunakan untuk membiayai perang.
Namun, mitra Barat menyebutkan fakta bahwa Ukraina tidak melakukan wajib militer sejak berusia 18 tahun sebagai salah satu alasan mengapa mereka tidak berani menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Meski menentang memobilisasi pemuda usia 18 tahun, Zelensky berupaya menenangkan mitra Barat dengan mengatakan Ukraina memberi kesempatan bagi pemuda usia 18-24 tahun yang ingin mengikuti wajib militer sukarela dengan kontrak satu tahun.
"Sejujurnya, kami memberi kesempatan kepada mereka yang berusia 18 hingga 24 tahun untuk menunjukkan bahwa mereka dapat mengabdi jika mitra kami menginginkannya," kata Zelensky, seperti diberitakan Pravda.
Baca juga: Zelensky Kecewa, 20.000 Rudal Anti-Drone untuk Ukraina Malah Dialihkan AS ke Timur Tengah
"Kami kini telah memberi mereka kesempatan itu, sesuai dengan undang-undang kami. Namun sementara itu, ribuan orang bertempur di garis depan tanpa senjata yang memadai," tambahnya.
Sebelumnya pada tahun lalu, pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Joe Biden mendesak Ukraina untuk meningkatkan jumlah angkatan bersenjatannya termasuk merekrut tentara sejak usia 18 tahun.
Namun pada bulan Desember tahun lalu, Zelensky mengatakan bahwa penyediaan senjata dan pelatihan tentara adalah hal mendesak yang harus diutamakan oleh mitra Baratnya, seperti diberitakan The New York Times.
Pada bulan Januari 2025, Mike Waltz, Penasihat Keamanan Nasional Donald Trump yang saat itu baru menjabat, yakin bahwa Ukraina harus menurunkan usia wajib militer untuk mendatangkan ratusan ribu pasukan baru dan menstabilkan garis depan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.