Kecelakaan Pesawat Air India
Saham Boeing Anjlok Hampir 8 Persen setelah Kecelakaan Pesawat Air India, Jatuh Bawa 242 Penumpang
Kini saham pembuat pesawat Boeing merosot dalam perdagangan pra-pasar AS pada hari Kamis setelah pesawat Air India jatuh.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat Boeing 787 Dreamliner milik Air India yang sedang dalam perjalanan menuju London, jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, Kamis (12/6/2025).
Seluruh 242 orang di dalamnya, termasuk dua pilot dan 10 awak pesawat, dikhawatirkan tewas, menurut kantor berita AP.
Jumlah korban dilaporkan setelah berbicara dengan Komisaris Polisi Ahmedabad GS Malik, yang mengatakan bahwa tampaknya tidak ada yang selamat.
Pesawat tersebut, yang beroperasi dengan kode Penerbangan AI-171, jatuh di daerah padat penduduk dekat Meghani Nagar, memicu kebakaran besar dan kepanikan di darat.
Diberitakan Hindustan Times, kini saham pembuat pesawat Boeing merosot dalam perdagangan pra-pasar AS pada hari Kamis setelah pesawat Air India jatuh.
Saham Boeing turun 7,8 persen menjadi $197,3 dalam perdagangan pra-pasar.
Belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan itu.
"Pesawat itu menuju bandara Gatwick di Inggris," kata Air India.
Kecelakaan Pertama Boeing 787
Dikutip dari AP News, 787 Dreamliner adalah pesawat berbadan lebar dan bermesin ganda.
Ini adalah kecelakaan pertama pesawat Boeing 787, menurut basis data Aviation Safety Network.
Baca juga: Kemlu RI Konfirmasi Tak Ada Penumpang WNI di Pesawat Air India Rute Ahmedabad-London yang Jatuh
Boeing mengatakan pihaknya mengetahui laporan kecelakaan tersebut dan "berusaha mengumpulkan lebih banyak informasi."
Konsultan penerbangan John M. Cox, CEO Safety Operating Systems, mengatakan kepada AP dari Los Angeles bahwa meskipun gambar awal kecelakaan itu buruk, namun tampaknya hidung pesawat terangkat dan tidak menanjak, yang merupakan salah satu hal yang akan diperhatikan oleh para penyelidik.
"Saat ini, masih sangat, sangat, sangat dini, kami belum tahu banyak," katanya, Kamis.
"Namun, 787 memiliki pemantauan data penerbangan yang sangat luas — parameter pada perekam data penerbangan berjumlah ribuan — jadi begitu kami mendapatkan perekam itu, mereka akan dapat mengetahui dengan cepat apa yang terjadi," jelasnya.
Pesawat ini diperkenalkan pada tahun 2009, dan lebih dari 1.000 pesawat telah dikirim ke puluhan maskapai penerbangan, menurut situs web Flightradar24.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.