Konflik Iran Vs Israel
Bagaimana Rudal Iran Bisa Tembus Iron Dome dan Pertahanan Udara Canggih Israel?
35 rudal Iran tembus pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome dan Arrow-3. Apa kelemahannya? Simak analisis pakar dan strategi Iran.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Serangan balasan besar-besaran Iran ke Israel pada pekan ini menjadi momen mengejutkan bagi militer Tel Aviv.
Sebanyak 35 rudal balistik Iran dikonfirmasi berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, termasuk Iron Dome dan sistem pencegat jarak jauh Arrow-3.
Dalam konflik yang terus meningkat sejak Jumat (13/6/2025), Iran telah meluncurkan sekitar 400 rudal dan ratusan drone ke Israel, menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai lebih dari 647 warga sipil.
Beberapa rudal bahkan menghantam Tel Aviv, Ramat Gan, dan rumah sakit Soroka di Be’er Sheva.
Hal ini memunculkan pertanyaan krusial: Bagaimana rudal Iran bisa menembus pertahanan udara yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia?
Sistem Pertahanan Udara Israel: Kompleks dan Bertingkat
Israel selama ini mengandalkan sistem pertahanan udara berlapis, terdiri dari:
- Iron Dome: Untuk mencegat roket dan rudal jarak pendek.
- David’s Sling: Untuk rudal jarak menengah.
- Arrow-2 dan Arrow-3: Untuk rudal balistik jarak jauh.
- Barak-8: Untuk ancaman jarak menengah.
Menurut analis pertahanan Marina Miron dari King's College London dan Alex Gatopoulos dari Al Jazeera, tidak ada sistem yang 100 persen efektif.
Pejabat militer Israel mengakui tingkat keberhasilan sistem saat ini sekitar 80–90 persen, artinya sekitar 10–20 persen ancaman masih bisa lolos.
Baca juga: Netanyahu Murka Rudal Iran Hantam Sebuah RS di Selatan Israel: Kami Akan Buat Teheran Bayar Mahal
Cara Iran Menembus Pertahanan Israel
1. Volume Serangan Besar-besaran
Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone dalam waktu bersamaan.
Strategi ini dimaksudkan untuk membanjiri radar dan stok rudal pencegat Israel.
“Tidak ada sistem yang bisa menembak jatuh semuanya jika pencegatnya terbatas,” kata Marina Miron.
2. Penggunaan Rudal Hipersonik
Iran menggunakan rudal Fattah-2 yang dilengkapi wahana luncur hipersonik (HGV).
Senjata ini:
- Melaju 5 kali kecepatan suara.
- Bermanuver zigzag di udara.
- Sulit diprediksi oleh radar dan sistem pelacakan.
“Rudal hipersonik punya kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem yang menyulitkan sistem pertahanan,” jelas Gatopoulos.
3. Serangan dengan Rudal Jelajah
Iran juga mengerahkan rudal jelajah seperti Hoveyzeh:
- Terbang rendah dan stabil seperti drone.
- Sangat sulit terdeteksi radar.
- Bisa mengubah arah di tengah penerbangan.
4. Penggunaan Umpan dan Gangguan Radar
Iran diduga mengirim drone umpan dan rudal kosong untuk:
- Membingungkan radar Israel.
- Menghabiskan rudal pencegat.
- Memfasilitasi lolosnya rudal-rudal utama.
“Umpan terlihat sebagai ancaman di radar, padahal bukan. Ini strategi klasik untuk membuat pertahanan kosong,” ujar Miron.
Baca juga: Sebut Perang Iran-Israel di Ambang Malapetaka, SBY Ungkap 5 Orang Kuat Penentu Masa Depan Dunia
5. Kemungkinan Kelelahan Operasional Israel
Konflik berkepanjangan selama 5 hari membuat Israel harus:
Bertahan dari serangan simultan dari berbagai arah.
Menghemat rudal pencegat, terutama Arrow-3 yang mahal dan terbatas.
Menyesuaikan waktu reaksi, karena kini Israel hanya memberikan peringatan 10 menit sebelum serangan.
Apakah Ini Celah Fatal Bagi Israel?
Para analis menyebut bahwa kejadian ini menunjukkan kerentanan bahkan dari sistem pertahanan paling canggih.
“Bahkan Arrow-3 atau Iron Dome bukan jaminan mutlak. Rudal hipersonik dan gelombang serangan bisa tetap menembus,” kata Gatopoulos.
Dampak Langsung dan Potensi Eskalasi
Serangan ini bukan hanya menimbulkan korban sipil, tapi juga mengguncang kepercayaan publik Israel terhadap sistem pertahanannya.
Selain itu, dunia kini menyoroti:
- Risiko eskalasi regional, terutama di Teluk.
- Gangguan minyak global, dengan insiden di Selat Hormuz.
- Ancaman nuklir Iran, yang mendorong tekanan internasional.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.