Kamis, 4 September 2025

Konflik Iran Vs Israel

Korut Kecam Agresi Israel ke Iran, Ingatkan AS Tak Main Api di Timur Tengah

Korea Utara secara tegas mengecam serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran.

Tangkapan Layar YouTube AFP News Agency
IRAN SERANG ISRAEL - Tangkapan layar menunjukkan detik-detik rudal Iran mengenai Kota Modiin, Israel tengah pada Senin (16/6/2025). Korea Utara secara tegas mengecam serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan semakin memanas seiring dengan berlanjutnya konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang kini telah memasuki hari ketujuh. 

Dalam perkembangan terbaru, Korea Utara secara tegas mengecam serangan udara Israel yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran.

Melalui pernyataan resmi yang disampaikan oleh kantor berita pemerintah, KCNA, Korea Utara mengutuk tindakan Israel sebagai agresi yang sangat berbahaya dan tidak dapat diterima, serta menuding Amerika Serikat dan negara-negara Barat sebagai dalang di balik eskalasi ini.

KCNA menegaskan bahwa Israel, yang mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat dan Barat, merupakan ancaman utama terhadap perdamaian di Asia Barat, dikutip dari Live Mint.

Dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Yonhap, Korea Utara menggambarkan Israel sebagai “entitas seperti kanker” yang secara sistematis menghancurkan perdamaian dan keamanan regional serta global.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menyuarakan kekhawatiran yang sangat serius atas serangan militer Israel terhadap Iran, yang tidak hanya melanggar kedaulatan negara berdaulat, tetapi juga mengakibatkan pembunuhan massal terhadap warga sipil. 

Ia menyebut serangan tersebut sebagai 'kejahatan terhadap kemanusiaan yang tidak dapat dimaafkan'.

"Situasi gawat yang disaksikan dunia saat ini jelas membuktikan bahwa Israel, yang didukung dan dilindungi oleh AS dan Barat, adalah entitas yang seperti kanker bagi perdamaian di Timur Tengah dan penyebab utama penghancuran perdamaian dan keamanan global," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri.

Pernyataan ini menegaskan bahwa tindakan Israel bukanlah operasi militer biasa, melainkan sebuah aksi terorisme berskala negara yang didukung oleh kekuatan besar seperti AS.

Korea Utara tidak hanya mengecam Israel, tetapi juga memperingatkan Amerika Serikat agar tidak turut campur dalam konflik ini. 

Juru bicara Kemlu Korut secara jelas mengingatkan bahwa AS harus menghindari 'mengobarkan api perang' di Timur Tengah yang sudah sangat rawan.

Baca juga: Situasi Memanas, Jepang Kerahkan Pesawat Militer untuk Evakuasi Warganya dari Iran dan Israel

"Masyarakat internasional mengawasi dengan ketat upaya AS dan Barat untuk mengobarkan api perang, mempersoalkan hak kedaulatan yang sah dan pelaksanaan hak membela diri Iran, sang korban," imbuh mereka, dikutip dari Channel News Asia.

Peringatan keras ini datang di tengah eskalasi retorika dari Presiden AS Donald Trump, yang menyatakan bahwa “kesabarannya terhadap Iran telah habis” dan mengindikasikan kemungkinan tindakan militer.

Trump  mengadakan pertemuan khusus di Gedung Putih untuk membahas opsi militer terhadap Iran, meski belum memberikan keputusan final. 

Pernyataan Trump yang ambigu dan penuh ancaman ini menimbulkan kekhawatiran bahwa AS akan semakin memperbesar konflik yang sudah berbahaya ini.

Menanggapi serangan Israel dan ancaman AS, Iran menegaskan bahwa semua tindakan militer yang mereka lakukan adalah bagian dari hak untuk membela diri. 

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa negara mereka tetap berkomitmen pada jalur diplomasi, tetapi jika AS memilih untuk terlibat secara militer, Iran tidak akan ragu untuk membalas serangan di mana pun diperlukan.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht Ravanchi, menegaskan bahwa Iran siap membalas secara tegas jika ada intervensi asing yang berusaha memperburuk situasi. 

Konflik Iran vs Israel

Konflik bermula ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Jumat lalu ke sejumlah target strategis di Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan instalasi rudal di wilayah barat Iran.

Israel berdalih serangan tersebut sebagai upaya untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. 

Namun, Iran selama ini menegaskan bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai dan tidak bertujuan untuk membangun senjata nuklir.

Sebagai balasan atas serangan Israel, Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) meluncurkan serangkaian serangan rudal jarak jauh dan drone ke berbagai wilayah Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem.

Serangan rudal jarak jauh jenis Sejjil yang diluncurkan Iran merupakan gelombang balasan ke-12, yang diklaim berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan mengenai kawasan pemukiman.

IRGC menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut dan bersifat terfokus serta berkelanjutan selama Israel melanjutkan agresinya.

Sejauh ini, data terbaru menunjukkan bahwa akibat serangan udara Israel, sedikitnya 585 orang tewas dan lebih dari 1.300 lainnya terluka di Iran.

Sementara di sisi Israel, lebih dari 47 orang dilaporkan tewas akibat serangan rudal Iran dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

(Tribunnews.com/Farra)

Artikel Lain Terkait Konflik Iran vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan