Konflik Iran Vs Israel
Begini Awal Mula AS Serang 3 Situs Nuklir Iran, Terdeteksi Posisi Jet Siluman Trump
AS serang 3 situs nuklir Iran. Pergerakan jet siluman B-2 terekam sehari sebelum Trump umumkan serangan. Dunia kian panas!
Penulis:
Gita Irawan
Editor:
Glery Lazuardi
Begini Awal Mula AS Serang 3 Situs Nuklir Iran, Terdeteksi Posisi Jet Siluman Trump
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Ketegangan kawasan Timur Tengah kembali memuncak!
Dunia dikejutkan oleh langkah mengejutkan Amerika Serikat yang dikomandoi Presiden Donald Trump. Pada Sabtu (21/6/2025),
Trump mengumumkan bahwa AS telah meluncurkan serangan udara ke tiga situs nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Namun yang lebih mencengangkan, sehari sebelum pengumuman itu, pergerakan mencurigakan pesawat siluman B-2 Spirit milik AS terekam melintasi Samudera Pasifik menuju Guam.
Jet pembom berteknologi stealth itu membawa bom penghancur bunker GBU-57 seberat 13 ton—diduga kuat sebagai senjata penghancur fasilitas nuklir bawah tanah Iran.
Baca juga: Netanyahu Gelar Rapat Darurat Tengah Malam selama 5 Jam saat Amerika Gempur Fasilitas Nuklir Iran
Serangan Dimulai dari Langit Guam
Menurut laporan Times of Israel dan Haaretz, setidaknya dua hingga empat pesawat pembom siluman B-2 dan enam pesawat tanker terlihat meninggalkan Pangkalan Udara Whiteman di Missouri menuju Guam.
Gerakan ini langsung memicu spekulasi tentang persiapan militer besar.
Pentagon menolak berkomentar, namun dua pejabat AS membenarkan bahwa pengerahan ini merupakan sinyal keras atas ketegangan yang meningkat antara Iran dan Israel.
"Semua pesawat kini telah keluar dari wilayah udara Iran. Muatan penuh bom dijatuhkan di Fordow. Operasi berhasil. Sekarang saatnya damai!" tulis Trump di Truth Social.
Baca juga: Transkrip Pidato Donald Trump tentang Serangan Amerika terhadap Iran: Keberhasilan Spektakuler!
Iran: “Ini Bukan Perangnya Amerika!”
Di sisi lain, Iran tak tinggal diam.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, memperingatkan bahwa keterlibatan langsung AS bisa memperkeruh keadaan dan menyeret dunia ke jurang perang besar.
“Jika Trump campur tangan, sejarah akan mencatat dia sebagai presiden yang menyeret AS ke perang yang bukan urusannya,” tegas Khatibzadeh dalam wawancara eksklusif bersama BBC.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.