Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Ada Pereda Nyeri untuk Obati Anak-anak Gaza, Banyak yang Cedera Hebat dan Alami Luka Bakar

Rumah sakit di Gaza juga tidak mempunyai tempat tidur yang cukup untuk pasien, hingga mereka tergeletak di lantai rumah sakit.

Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English
ISRAEL SERANG GAZA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Kamis (26/6/2025) yang memperlihatkan Serangan Israel menghantam sebuah gedung di kota Gaza pada beberapa hari lalu. Rumah sakit di Gaza tidak mempunyai tempat tidur yang cukup untuk pasien, hingga mereka tergeletak di lantai rumah sakit. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang perawat relawan anak dari Inggris, Hannah Grace Pan mengungkapkan, tidak ada obat pereda nyeri untuk mengobati anak-anak Gaza, Palestina, yang terluka akibat serangan Israel.

Rumah sakit di Gaza juga tidak mempunyai tempat tidur yang cukup untuk pasien, hingga mereka tergeletak di lantai rumah sakit.

Bahkan, tidak ada cukup staf untuk merawat para pasien.

"Rumah sakit di Gaza benar-benar kewalahan; tidak ada cukup tempat tidur; tidak ada cukup staf untuk merawat mereka; pasien tergeletak di lantai", kata Grace Pan, dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/6/2035).

Padahal, banyak pasien dan anak kecil dirawat karena mereka mengalami luka berat.

"Cedera hebat dan luka bakar tanpa obat pereda nyeri sama sekali karena tidak tersedia," ungkap Grace Pan.

Minggu lalu, kata Grace Pan, ada seorang anak berusia tiga tahun yang dibawa ke rumah sakit.

Dia adalah satu-satunya yang selamat setelah seluruh keluarganya tewas dalam serangan udara.

Sayangnya tidak ada dokter spesialis luka bakar yang merawatnya di rumah sakit. 

Dengan cairan yang tidak mencukupi serta tidak ada makanan, lukanya membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Grace Pan juga menceritakan salah satu kasus paling mengejutkan yang disaksikannya adalah seorang wanita hamil berusia 30 minggu terkena pecahan peluru dari serangan Israel di tendanya.

Peluru tersebut menembus dadanya dan memotong perutnya.

Baca juga: Trump Janji Gencatan Senjata di Gaza Pekan Depan, tapi Israel Lancarkan Serangan Tewaskan 60 Warga

"Ketika staf medis mengeluarkan bayi itu dari perutnya, mereka mendapati bayi itu telah terbunuh oleh logam yang beterbangan," kata Grace Pan.

BSMI Kirim Lagi Tim Medis ke Gaza

Di tengah krisis kemanusiaan yang semakin parah, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kembali mengirim dua tim Emergency Medical Team (EMT) ke Gaza, untuk membantu mengisi kekosongan layanan medis di wilayah konflik. 

Kedua tim akan bertugas di Rumah Sakit Al-Nasr, Khan Younis, satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang masih beroperasi di Gaza Selatan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan