Konflik Hamas Vs Israel
48 Perusahaan Diduga Bantu Israel Lakukan Genosida di Gaza, Mulai dari Amazon hingga IBM
PBB merilis laporan yang menyebutkan bahwa 48 perusahaan diduga membantu Israel dalam perang genosida di Gaza. Berikut adalah Perusahaan yang diduga
Penulis:
Falza Fuadina
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis laporan terbaru mengenai perusahaan global dan domestik yang diduga membantu Israel dalam genosida di Gaza.
Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menyebutkan 48 perusahaan yang dimaksud dalam laporannya, yang dijadwalkan akan disampaikan dalam konferensi pers di Jenewa pada Kamis, 3 Juli 2025.
“Pendudukan [Israel] di Gaza yang telah berlangsung lama telah menjadi tempat uji coba yang ideal bagi produsen senjata dan Big Tech,” kata laporan tersebut yang juga bisa diakses di situs UN.
"Perusahaan tidak lagi hanya terlibat dalam pendudukan, perusahaan itu mungkin terlibat dalam ekonomi genosida," kata Francesca Albanese mengacu pada serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Berikut adalah profil sejumlah perusahaan yang diduga membantu Israel dalam perang genosida di Gaza.
1. Lockheed Martin
Dikutip dari Wikipedia, Lockheed Martin merupakan sebuah produsen pesawat dibentuk pada 1995 melalui penggabungan antara Lockheed Corporation dan Martin Marietta.
Perusahaan ini bermarkas di Bethesda, Maryland, Amerika Serikat.
Lockheed Martin mengoperasikan empat lini bisnis utama di sektor pertahanan dan kedirgantaraan, mempekerjakan sekitar 121.000 orang, dan memiliki lebih dari 350 fasilitas yang tersebar di 53 negara.
Saat ini posisi Chief Executive Officer (CEO) dijabat oleh James D. Taiclet.
Baca juga: PBB Rilis 48 Perusahaan Global Terlibat Genosida di Gaza: Booking.com, Hyundai hingga Microsoft
Perusahaan ini terlibat dalam pengadaan jet tempur F-35 untuk Israel, sebagai bagian dari salah satu program pengadaan senjata terbesar di dunia, yang melibatkan lebih dari 1.600 perusahaan dari delapan negara.
2. Leonardo SpA
Leonardo Società per Azioni atau yang dikenal dengan Leonardo SpA adalah grup industri global di bidang dirgantara, pertahanan, & keamanan.
Melansir leonardo.com, perusahaan ini berkontribusi signifikan dalam sejumlah program strategis global dan dikenal sebagai mitra teknologi yang andal bagi pemerintah, institusi pertahanan, lembaga publik, maupun sektor swasta.
Perusahaaan yang didirikan pada 1948 ini berkantor pusat di Roma, Italia.
Adapun posisi CEO dari perusahaan ini diduduki oleh Roberto Cingolani.
3. FANUC Corporation
Factory Automation Numerical Control atau FANUC adalah salah satu pemimpin global dalam bidang otomasi industri, terutama dalam pengembangan robot.
Perusahaan yang bermarkas di Oshino, Yamanashi Prefecture, Jepang, ini awalnya dibentuk pada tahun 1956.
Kemudian, pada tahun 1972 divisi pengendali komputasi dari induknya menjadi entitas terpisah dan secara resmi berdiri sebagai FANUC Ltd.
4. Microsoft
Nama Microsoft sudah tidak asing di telinga masyarakat di seluruh dunia.
Perusahaan ini ini bergerak di bidang teknologi, dengan lini bisnis yang mencakup pengembangan dan penjualan perangkat lunak (software), komputasi awan (cloud computing), perangkat keras (hardware), dan layanan berbasis internet.
Microsoft termasuk dalam jajaran perusahaan teknologi raksasa dunia atau “Big Tech”, bersama dengan Apple, Google (Alphabet), Amazon, dan Meta.
Perusahaan tersebut berkantor di Redmond, Washington, Amerika Serikat.
Didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen pada 4 April 1975, Microsoft kini memiliki lebih dari 220.000 karyawan di berbagai belahan dunia.
Perusahaan ini juga disebut-sebut telah memberikan Israel "akses yang hampir setara dengan pemerintah" terhadap teknologi cloud dan kecerdasan buatan mereka, yang meningkatkan kemampuan negara tersebut dalam pemrosesan data dan pengawasan.
5. Alphabet Inc.
Alphabet dibentuk sebagai perusahaan induk untuk memisahkan unit bisnis inti Google dari proyek-proyek eksperimental dan anak usaha lainnya.
Alphabet juga memiliki fokus besar pada kecerdasan buatan, termasuk melalui Gemini (AI chatbot), yang menjadi saingan dari ChatGPT.
Didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin pada 2 Oktober 2015, Alphabet bermarkas di Mountain View, California, Amerika Serikat, dan kini mempekerjakan lebih dari 180.000 orang di seluruh dunia.
Alphabet secara konsisten masuk dalam jajaran perusahaan dengan nilai tertinggi secara global, bersaing ketat dengan raksasa teknologi lain seperti Apple dan Microsoft.
6. Amazon
Amazon dikenal sebagai salah satu raksasa di bidang teknologi dan perdagangan digital global.
Perusahaan ini awalnya didirikan pada 5 Juli 1994 oleh Jeff Bezos sebagai toko buku daring, sebelum kemudian berkembang menjadi platform e-commerce terbesar di dunia, yang menjual berbagai produk mulai dari barang elektronik hingga kebutuhan sehari-hari.
Saat ini Amazon memiliki peran besar dalam rantai pasokan internasional, pengembangan infrastruktur digital, dan membentuk pola konsumsi modern secara luas.
Berkantor pusat di Seattle, Washington, Amerika Serikat, Amazon mempekerjakan sekitar 1,5 juta orang di seluruh dunia.
Perusahaan ini juga termasuk dalam kelompok “Big Five” teknologi Amerika Serikat, bersama dengan Apple, Microsoft, Google (Alphabet), dan Meta.
7. IBM
IBM, singkatan dari International Business Machines Corporation, merupakan salah satu perusahaan teknologi paling bersejarah dan berpengaruh di dunia.
Pada abad ke-20, IBM dikenal sebagai pelopor dalam pengembangan komputer bisnis dan sistem mainframe.
Perusahaan ini juga dikenal sebagai penyedia solusi teknologi penting bagi sektor pemerintahan, korporasi besar, dan institusi publik.
Didirikan pada tahun 1911 dengan nama awal Computing-Tabulating-Recording Company (CTR), perusahaan ini resmi berganti nama menjadi IBM pada 1924.
IBM didirikan oleh Charles Ranlett Flint, bermarkas di Armonk, New York, Amerika Serikat, dan kini memiliki sekitar 280.000 karyawan di seluruh dunia.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa perusahaan IBM bertanggung jawab untuk melatih personel militer dan intelijen serta mengelola basis data pusat Otoritas Penduduk, Imigrasi, dan Perbatasan Israel (PIBA) yang menyimpan data biometrik warga Palestina.
8. Palantir Technologies
Palantir Technologies merancang perangkat lunak yang memungkinkan integrasi, analisis, dan visualisasi data berskala besar, yang banyak dimanfaatkan oleh institusi pemerintahan, militer, serta korporasi global.
Perusahaan ini memainkan peran strategis dalam penyediaan teknologi data untuk sektor pertahanan, keamanan nasional, dan industri multinasional. Dengan keahlian di bidang analitik data besar, kecerdasan buatan, dan aplikasi real-time, Palantir semakin menunjukkan relevansinya di tengah dinamika digital dan geopolitik global.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap nilai-nilai demokrasi, Palantir memilih untuk tidak menjual teknologinya ke rezim otoriter.
Perusahaan Palantir didirikan oleh Peter Thiel, Nathan Gettings, Joe Lonsdale, Stephen Cohen, dan Alex Karp pada 2003.
Perusahaan yang memiliki 3 ribu karyawan ini berkantor pusat di Denver, Colorado, Amerika Serikat.
Sebuah laporan juga mengungkap bahwa sejak dimulainya konflik di Gaza pada Oktober 2023, Palantir meningkatkan dukungannya terhadap militer Israel melalui penggunaan platform perangkat lunaknya.
(Tribunnews.com/Falza/Hasanudin Aco)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.