Konflik Palestina Vs Israel
Jelang Pertemuan 7 Juli, Trump akan Tegas ke Netanyahu soal Gencatan Senjata Israel-Hamas
Trump mengatakan ia akan tegas ke Netanyahu soal gencatan senjata Israel dan Hamas menjelang pertemuannya di Gedung Putih minggu depan.
Penulis:
Yunita Rahmayanti
Editor:
Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan ia akan membahas situasi Jalur Gaza dengan sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang akan mengunjungi Washington minggu depan pada Senin, 7 Juli 2025.
Trump mengatakan dia juga akan membahas situasi di Iran dalam pertemuan tersebut.
"Saya akan bersikap sangat tegas kepada Netanyahu" katanya berbicara mengenai perlunya mengakhiri perang di Jalur Gaza.
"Netanyahu juga menginginkannya," katanya kepada wartawan saat meninggalkan Gedung Putih untuk mengunjungi pusat penahanan migran di Everglades, Florida, Selasa (1/7/2025).
Sebelumnya, Trump mengulangi prediksinya bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera akan segera tercapai.
"Saya kira kita akan mencapai kesepakatan minggu depan," katanya.
Presiden AS juga mengatakan ia dan Netanyahu akan membahas upaya pemulangan sandera di Gaza.
“Kami ingin mendapatkan kembali para sandera," ujarnya, seperti diberitakan The Times of Israel.
Komentar Trump menyusul pengumuman Netanyahu pada hari Senin (1/7/2025) bahwa ia akan mengunjungi Washington, DC minggu depan untuk bertemu dengan Trump.
Netanyahu dijadwalkan akan berangkat ke Washington pada hari Sabtu (5/7/2025) dan akan bertemu dengan Trump pada hari Senin, 7 Juli 2025.
Salah satu pemimpin senior Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Sami Abu Zuhri menyatakan tekanan Trump terhadap Israel akan menjadi faktor kunci dalam mencapai terobosan dalam upaya gencatan senjata yang goyah.
Baca juga: Di Tengah Desakan Gencatan Senjata Israel-Hamas, Netanyahu Berencana Temui Trump di Gedung Putih
"Kami meminta pemerintah AS untuk menebus dosanya terhadap Gaza dengan mengumumkan gencatan senjata. Bertaruh pada kemungkinan Hamas menyerah adalah sebuah kesalahan. Alternatifnya adalah mencapai kesepakatan, dan Hamas siap untuk itu," katanya.
Israel melancarkan serangan udara dan artileri intensif di Jalur Gaza utara dan selatan pada hari Selasa (1/7/2025), menghancurkan sejumlah rumah.
Penduduk Gaza mengatakan ribuan orang kembali mengungsi setelah Israel mengeluarkan peringatan evakuasi baru.
Sementara tank-tank Israel maju ke wilayah timur Kota Gaza di utara, dan ke Khan Yunis dan Rafah di selatan, seperti diberitakan Al Arabiya.
Otoritas kesehatan Gaza mengumumkan serangan tersebut menewaskan setidaknya 20 orang dan sejumlah rumah hancur di lingkungan Shujaiya dan Zeitoun di Kota Gaza, serta di bagian timur Khan Yunis dan Rafah.
Setelah gencatan senjata selama enam minggu di awal tahun ini, pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata terhenti.
Hamas menawarkan untuk membebaskan semua sandera dan mensyaratkan gencatan senjata penuh, sebuah usulan yang ditolak oleh Israel.
Sementara itu, mediator Qatar dan Mesir telah mengintensifkan kontak mereka dengan kedua belah pihak namun belum ada perkembangan yang siginifikan.
Setidaknya 56.647 warga Palestina telah tewas dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Selasa.
Selain itu, 116 jenazah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir, dengan 463 orang terluka, sehingga jumlah korban luka menjadi 134.105 akibat serangan Israel, seperti diberitakan Anadolu Agency.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.