Konflik Palestina Vs Israel
Bukan Milik 13 Tawanan, Israel Ancam Hamas Gegara Salah Serahkan Jasad
Israel mengancam Hamas dengan 'respons' setelah Hamas menyerahkan satu jenazah yang bukan milik 13 sandera yang hilang di Jalur Gaza.
Ringkasan Berita:
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan memberikan tanggapannya setelah Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyerahkan satu jenazah yang bukan milik 13 tawanan Israel yang hilang.
Satu jenazah itu diserahkan oleh Hamas melalui Palang Merah Internasional dan dibawa ke Israel pada Senin (27/10/2025) malam.
Israel mengidentifikasi jenazah tersebut sebagai bagian dari tubuh Ofir Tzarfati, tawanan yang jenazahnya ditemukan pada Desember 2023.
Sebelumnya, militer Israel melaporkan penemuan bagian jenazah Ofir Tzarfati di Gaza pada Desember 2023 dan dimakamkan pada saat itu.
Pada Maret 2024, bagian jenazah Ofir Tzarfati lainnya ditemukan dan dimakamkan, lapor The Jerusalem Post.
Sementara itu, Hamas berkomitmen untuk menyerahkan 28 jenazah tawanan Israel yang masih berada di Jalur Gaza berdasarkan perjanjian gencatan senjata pada 10 Oktober 2025.
Hamas telah menyerahkan 16 jenazah namun Israel mengatakan hanya 15 jenazah yang diidentifikasi sebagai milik tawanan.
Menanggapi kekeliruan itu, Netanyahu mengumpulkan para kepala militernya pada Selasa (28/10/2025).
Perdana Menteri itu akan memutuskan langkah Israel selanjutnya sebagai tanggapan terhadap kesalahan penyerahan jenazah tawanan.
Netanyahu menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober.
Baca juga: Israel Pasang Garis Merah, Tolak Campur Tangan Militer Turki di Gaza
Trump Beri Waktu 48 Jam
Sekutu Israel, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, mengatakan ia memberikan waktu selama 48 jam bagi Hamas untuk mengembalikan semua jenazah tawanan yang masih tersisa di Jalur Gaza.
Trump juga menuntut pengembalian dua jenazah tawanan berkewarganegaraan AS-Israel, memperingatkan potensi aksi militer jika Hamas melampaui tenggat waktu.
"Hamas harus segera mengembalikan jenazah para tawanan. Jika tidak, negara-negara lain yang terlibat dalam 'perdamaian besar' ini akan mengambil tindakan," kata Trump pada hari Senin, dikutip dari Yeni Safak.
Hamas Tak Punya Cara Mengidentifikasi Jenazah
Hamas berulang kali menyatakan pada kelompoknya berupaya mengevakuasi jenazah tawanan yang masih berada di Jalur Gaza meski sudah melakukan penggalian di bawah reruntuhan.
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan sulit untuk mengevakuasi semua jenazah dengan cepat, mengingat kerusakan yang sangat parah di Jalur Gaza akibat serangan Israel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.