Senin, 25 Agustus 2025

Konflik Iran Vs Israel

Dubes Boroujerdi Sebut Iran Tidak dalam Posisi Gencatan Senjata soal Perang dengan Israel

Selain menargetkan personel, serangan Israel juga menargetkan persenjataan rudal balistik dan menghantam situs nuklir Iran

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Reza Deni
PERANG IRAN vs ISRAEL: Dubes Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi saat memberikan keterangan kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025). Diketahui, Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia mengundang warga tanah air untuk menandatangani petisi dukungan bagi Iran dalam konflik mereka dengan Israel dan Amerika Serikat 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, menyebut bahwa Iran tidak sama sekali berada dalam posisi gencatan senjata.

Dia mengatakan bahwa situasi antara Israel dan Iran adalah menyetop agresi.

"Yang ada adalah dikarenakan aksi agresi terhadap Iran berhenti, maka aksi bela diri kami berhenti," kata Boroujerdi di kediamannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025).

Dia kembali memastikan Iran dan Zionis Israel tidak ada gencatan senjata.

"Sebelum rezim Zionis menyerang kami, kami posisinya adalah sedang negosiasi dengan Amerika. Rezim Zionis menyerang pada saat kami sudah lima kali melakukan negosiasi langsung dengan mereka berkaitan dengan aktivitas nuklir," katanya.

Dia lalu bercerita ketika Israel menyerang Iran, pihaknya telah melakukan negosiasi soal situs nuklir.

Baca juga: Tanda Tangani Petisi Dukungan, Publik Tanah Air Sambangi Kedubes Iran di Indonesia

"Tentu setelah serangan ini, kepercayaan antara satu sama lain sudah roboh dan tidak ada. Sekarang, berkaitan dengan negosiasi nuklir, kita sedang berada dalam tahap harus membangun percaya, rasa percaya antara satu sama lain," kata dia.

"Tentu kami tidak pernah melakukan serangan kepada negara lain. Kami selalu melakukan bela diri. Kami tidak memulai perang tapi selalu siap membela diri," pungkasnya.

Diketahui, serangan udara Israel, yang dimulai pada Jumat (13/06/2025) menewaskan personel penting dalam Garda Revolusi Republik Islam Iran (IRGC).

Selain menargetkan personel, serangan Israel juga menargetkan persenjataan rudal balistik dan menghantam situs nuklir Iran.

Menurut Badan intelijen AS dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran terakhir kali memiliki program senjata nuklir terorganisir pada tahun 2003.

Namun, berdasarkan laporan The Associated Press (AP) News menyebutkan kalau Iran diketahui telah memperkaya uranium hingga 60 persen — hanya selangkah untuk mencapai 90 persen, kadar yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir. 

Pada Senin, juru bicara peradilan Iran, Asghar Jahangir, mengumumkan angka korban tewas yang jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya akibat serangan Israel.  

Ia menyatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan 935 warga Iran.

Dari jumlah tersebut, 38 diantaranya merupakan anak-anak dan 102 perempuan, berdasarkan laporan IRNA.

“Musuh bertujuan mengubah keadaan negara dengan membunuh komandan militer dan ilmuwan, bermaksud menyebarkan ketakutan dan menekan,” tambah Jahangir. 

Lebih lanjut ia kemudian menegaskan bahwa Irantelah menang dalam perang tersebut.

 

 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan