Rabu, 27 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Kaji Proposal Gencatan Senjata Final dari AS di Tengah Tekanan Israel

Hamas pada Rabu (2/7) menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari proposal gencatan senjata ‘’final’’ di Palestina yang digagas oleh Presiden AS

Editor: Wahyu Aji
(Tangkap layar Palestine Chronicle)
ROKET AL QASSAM - Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam mulai menunjukkan taringnya usai Israel ngeyel terus serang Gaza. Al-Qassam serang Tel Aviv pakai roket. (Tangkap layar Palestine Chronicle) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok militan Hamas pada Rabu (2/7) menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari proposal gencatan senjata ‘’final’’ di Palestina yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Proposal ini mengusulkan gencatan senjata 60 hari.

Kendati demikian, tuntutan Hamas agar Israel menarik pasukannya dari Gaza dan komitmen Israel untuk melenyapkan Hamas masih menjadi batu sandungan dalam mencapai kesepakatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali tekadnya untuk mengeliminasi Hamas.

"Tidak akan ada Hamas. Tidak akan ada 'Hamastan'. Kami tidak akan kembali ke sana. Itu sudah berakhir," kata Netanyahu dalam sebuah pertemuan di jalur pipa Trans-Israel, seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (3/7/2025).

“Israel akan menghancurkan Hamas sampai ke fondasinya,” tambah Netanyahu.

Meskipun Trump pada Selasa (1/7) mengungkapkan kalau Israel telah menyetujui syarat-syarat gencatan senjata 60 hari, namun pernyataan kedua belah pihak akhir-akhir ini masih mencerminkan posisi lama mereka, minim indikasi kemajuan negosiasi.

Masyarakat Gaza menyambut kabar gencatan senjata ini dengan harapan campur aduk.

“Saya harap kali ini berhasil, bahkan jika hanya dua bulan, itu akan menyelamatkan ribuan nyawa tak bersalah,” kata Kamal, seorang warga kota Gaza melalui telepon.

"Kami harap ia serius seperti saat ia serius dalam perang Israel-Iran ketika ia mengatakan perang harus berhenti, dan itu berhenti," ujar Adnan Al-Assar, warga Khan Younis di Gaza Selatan.

Tekanan publik terhadap Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata permanen terus meningkat, mengingat perang ini telah berlangsung hampir dua tahun.  

Pada saat yang sama, serangan Amerika Serikat terhadap situs-situs nuklir Iran dan gencatan senjata yang disepakati bulan lalu dalam perang udara selama 12 hari antara Israel dan Iran, telah memberi tekanan pada Hamas yang didukung Iran.

Pemimpin Israel meyakini kalau melemahnya Iran akan membuka peluang bagi negara-negara lain di Timur-Tengah untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyatakan keseriusan Israel dalam mencapai kesepakatan terkait pertukaran sandera dan gencatan senjata

“Ada beberapa tanda positif. Saya tidak ingin mengatakan lebih dari itu saat ini. Tapi tujuan kami adalah memulai pembicaraan proksimal sesegera mungkin,” sebutnya saat mengunjungi Estonia.  

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan