Kamis, 28 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Kaji Proposal Gencatan Senjata Final dari AS di Tengah Tekanan Israel

Hamas pada Rabu (2/7) menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari proposal gencatan senjata ‘’final’’ di Palestina yang digagas oleh Presiden AS

Editor: Wahyu Aji
(Tangkap layar Palestine Chronicle)
ROKET AL QASSAM - Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam mulai menunjukkan taringnya usai Israel ngeyel terus serang Gaza. Al-Qassam serang Tel Aviv pakai roket. (Tangkap layar Palestine Chronicle) 

Dari 50 sandera Israel yang ditahan Hamas, sekitar 20 orang diantaranya diyakini masih hidup.

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menyatakan bahwa partainya siap memberikan dukungan jika ada anggota kabinet yang menentang kesepakatan antara Israel dan Hamas.

Lapid berjanji untuk tidak mendukung mosi tidak percaya di parlemen yang dapat menggulingkan pemerintahan Netanyahu.

Perkembangan Proposal Sebelumnya

Pada akhir Mei, Hamas menyatakan bahwa mereka ingin melakukan penyesuaian (amandemen) terhadap proposal gencatan senjata yang didukung AS. 

Namun, utusan Trump untuk Timur-Tengah,  Steve Witkoff, menegaskan bahwa hal tersebut sama sekali tidak dapat diterima.

Proposal tersebut mengusulkan gencatan senjata 60 hari.

Sebagai bagian dari gencatan senjata 60 hari ini, Hamas diminta untuk membebaskan separuh sandera Israel yang mereka tahan.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan tahanan dan mengembalikan jenazah warga Palestina yang tewas.  

Setelah tahap pertama dicapai, Hamas kembali diminta untuk mengembalikan sisa sandera sebagai bagian dari kesepakatan yang menjamin berakhirnya perang. 
"Israel telah menyepakati syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan GENCATAN SENJATA 60 Hari, di mana kami akan bekerja dengan semua pihak untuk mengakhiri Perang," tulis Trump pada Selasa, tanpa merinci syarat-syarat tersebut.

Dari pihak Hamas, sebuah sumber anonim yang dekat dengan kelompok militan tersebut mengatakan bahwa para pemimpinnya diperkirakan akan mendiskusikan proposal tersebut dan mencari klarifikasi dari mediator sebelum memberikan tanggapan resmi.

Di tengah upaya negosiasi, korban konflik terus berjatuhan.

Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 139 warga Palestina tewas di wilayah utara dan selatan dalam 24 jam terakhir akibat tembakan dan serangan militer Israel.

Salah satu korban tewas adalah Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, beserta istri dan kelima anaknya dalam serangan udara.

Militer Israel mengklaim bahwa pihaknya menargetkan "teroris kunci" Hamas di wilayah Kota Gaza.

Mereka menambahkan kalau pihaknya sedang meninjau laporan korban sipil dan menyatakan bahwa militer Israel menyesali kerugian yang menimpa individu yang tidak terlibat.

Halaman
123
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan