Konflik Palestina Vs Israel
Hamas Kaji Proposal Gencatan Senjata Final dari AS di Tengah Tekanan Israel
Hamas pada Rabu (2/7) menyatakan bahwa pihaknya tengah mempelajari proposal gencatan senjata ‘’final’’ di Palestina yang digagas oleh Presiden AS
Editor:
Wahyu Aji
Dari 50 sandera Israel yang ditahan Hamas, sekitar 20 orang diantaranya diyakini masih hidup.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menyatakan bahwa partainya siap memberikan dukungan jika ada anggota kabinet yang menentang kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Lapid berjanji untuk tidak mendukung mosi tidak percaya di parlemen yang dapat menggulingkan pemerintahan Netanyahu.
Perkembangan Proposal Sebelumnya
Pada akhir Mei, Hamas menyatakan bahwa mereka ingin melakukan penyesuaian (amandemen) terhadap proposal gencatan senjata yang didukung AS.
Namun, utusan Trump untuk Timur-Tengah, Steve Witkoff, menegaskan bahwa hal tersebut sama sekali tidak dapat diterima.
Proposal tersebut mengusulkan gencatan senjata 60 hari.
Sebagai bagian dari gencatan senjata 60 hari ini, Hamas diminta untuk membebaskan separuh sandera Israel yang mereka tahan.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan tahanan dan mengembalikan jenazah warga Palestina yang tewas.
Setelah tahap pertama dicapai, Hamas kembali diminta untuk mengembalikan sisa sandera sebagai bagian dari kesepakatan yang menjamin berakhirnya perang.
"Israel telah menyepakati syarat-syarat yang diperlukan untuk menyelesaikan GENCATAN SENJATA 60 Hari, di mana kami akan bekerja dengan semua pihak untuk mengakhiri Perang," tulis Trump pada Selasa, tanpa merinci syarat-syarat tersebut.
Dari pihak Hamas, sebuah sumber anonim yang dekat dengan kelompok militan tersebut mengatakan bahwa para pemimpinnya diperkirakan akan mendiskusikan proposal tersebut dan mencari klarifikasi dari mediator sebelum memberikan tanggapan resmi.
Di tengah upaya negosiasi, korban konflik terus berjatuhan.
Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 139 warga Palestina tewas di wilayah utara dan selatan dalam 24 jam terakhir akibat tembakan dan serangan militer Israel.
Salah satu korban tewas adalah Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, beserta istri dan kelima anaknya dalam serangan udara.
Militer Israel mengklaim bahwa pihaknya menargetkan "teroris kunci" Hamas di wilayah Kota Gaza.
Mereka menambahkan kalau pihaknya sedang meninjau laporan korban sipil dan menyatakan bahwa militer Israel menyesali kerugian yang menimpa individu yang tidak terlibat.
Konflik Palestina Vs Israel
Microsoft Minta Bantuan FBI Hentikan Demo Karyawan yang Minta Putus Hubungan dengan Israel |
---|
Australia Usir Dubes Iran usai Serangan Anti-Yahudi Tahun Lalu, Teheran Janjikan Pembalasan |
---|
Hamas Bantah Klaim Israel, 21 Korban Tewas di Rumah Sakit Nasser Bukan Anggota Pejuang |
---|
Trump akan Pimpin Pertemuan Besar di Gedung Putih Bahas Rencana Kelola Gaza Pascaperang |
---|
IDF Tembak 5 Jurnalis Pakai Rudal di Rumah Sakit Al Nasser Gaza |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.