Senin, 25 Agustus 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Buka KTT ASEAN, PM Anwar Ibrahim Minta Semua Menkeu di Asia Tenggara Bersatu Hadapi Tarif Trump

Anwar juga menyoroti bahwa hambatan perdagangan kini digunakan oleh negara besar seperti AS untuk memberi tekanan dan mengisolasi negara tertentu. 

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
Tangkap layar Youtube Astro Awani
ANWAR IBRAHIM TRUMP - Tangkap layar Youtube Astro Awani pada Rabu (9/7/2025) saat Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim membuka KTT ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur hari ini. Anwar meminta seluru menteri keuangan dan menteri luar negeri di Asia Tenggara bersatu menghadapi tarif Trump 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam pidatonya di pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN pada Rabu hari ini (9/7/2025), Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim meminta negara-negara di Asia Tenggara bersatau dalam menghadapi perkara tarif timbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Anwar mengatakan bahwa seluruh Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi anggota ASEAN harus bekerja sama erat dalam menghadapi tantangan baru yang muncul tersebut di tengah perubahan peta geopolitik dan ekonomi internasional dunia.

Dikutip dari Astro Awani, Perdana Menteri Malaysia itu mengatakan bahwa ASEAN kini dihadapkan pada realitas baru, di mana hambatan perdagangan seperti tarif digunakan sebagai instrumen untuk persaingan geopolitik.

"Saya, oleh karena itu, menyerukan adanya penjajaran yang lebih erat antara kebijakan luar negeri dan ekonomi ASEAN. Para Menteri Luar Negeri dan Ekonomi kita harus bergerak secara bersamaan dalam menghadapi tantangan-tantangan ini," kata Anwar saat memberikan sambutan pembukaan di sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58 di Kuala Lumpur.

Anwar juga menyoroti bahwa hambatan perdagangan kini digunakan oleh negara besar seperti AS untuk memberi tekanan dan mengisolasi negara tertentu. 

"Alat-alat yang dulu digunakan untuk menciptakan pertumbuhan kini digunakan untuk memberi tekanan, mengisolasi, dan membatasi," ujarnya.

Ia menambahkan, tarif, pembatasan ekspor, dan hambatan investasi kini menjadi instrumen tajam dalam persaingan geopolitik.

Lebih lanjut, Anwar menyatakan bahwa ASEAN harus menghadapi realitas baru ini dengan jelas dan tegas.

"Kita harus membaca peta situasi secara objektif, berbicara dengan koheren, dan bertindak dengan penuh perhitungan," katanya.

"Koherensi kita tidak boleh berakhir pada deklarasi. Harus tertanam dalam institusi, strategi, dan keputusan ekonomi kita," tambahnya.

Anwar menekankan bahwa ASEAN juga harus memperkuat fondasi dengan lebih banyak berdagang dan berinvestasi satu sama lain.

Baca juga: Trump Kirimkan Marco Rubio sebagai Perwakilan AS untuk KTT ASEAN, Isu Tarif Jadi Topik Panas

"Kita juga harus menolak gagasan bahwa dunia dapat dibagi menjadi wilayah pengaruh, dan bahwa keputusan tentang kawasan kita dapat dibuat di tempat lain," ujarnya.

"ASEAN adalah kawasan yang menentukan jalannya sendiri—secara sengaja, koheren, dan bermakna. ASEAN tidak akan diam saja ketika dibicarakan tanpa kehadiran kita," tegas Anwar.

Pidato ini sendiri disampaikan Anwar Ibrahim setelah Donald Trump mengumumkan sejumlah tarif baru pada awal pekan ini.

Dari daftar negara yang mendapatkan "surat cinta" dari Trump, negara-negara anggota ASEAN mendapati sejumlah penyesuaian tarif resiprokal yang baru.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan