Selasa, 16 September 2025

Latihan Militer Skala Besar Taiwan, Ini 5 Fakta yang Perlu Diketahui

Taiwan menggelar latihan militer besar-besaran selama 10 hari, melibatkan seluruh matra militer, berikut fakta-faktanya.

Penulis: timtribunsolo
Editor: Tiara Shelavie
YouTube Associated Press
TANK M1A2T ABRAMS - Foto diambil dari YouTube Associated Press pada Jumat (11/07/2025), memperlihatkan dua unit tank tempur M1A2T Abrams buatan Amerika Serikat bergerak dalam latihan tembak langsung di Kota Hsinchu, Taiwan, pada Kamis (10/7/2025). Latihan ini merupakan bagian dari latihan militer tahunan Han Kuang, terbesar sepanjang sejarah Taiwan. 

Sumber tersebut juga menambahkan Taiwan telah membeli 108 tank Abrams dari AS dalam kesepakatan senilai $1,45 miliar dolar atau senilai Rp23,5 triliun, untuk menggantikan model-model lama.

Taiwan juga meningkatkan pertahanan di wilayah utara yang penting bagi industri teknologi dan peningkatan lainnya termasuk pesawat tempur F-16V, sistem roket HIMARS, dan kendaraan siluman nirawak.

4. Simulasi Serangan Infrastruktur dan Pertahanan Penuh

Latihan Han Kuang dirancang mensimulasikan serangan siber dan serangan langsung.

Serangan siber dan kampanye misinformasi dipandang oleh Taiwan sebagai tindakan "zona abu-abu" berintensitas tinggi yang kemungkinan akan mendahului serangan China yang lebih luas.

Pada tahap awal, pasukan diuji kemampuannya mendistribusikan komando ketika sistem komunikasi diserang. 

Selama 10 hari latihan, militer menjalankan operasi 24 jam sehari untuk menguji kesiapsiagaan melawan pendaratan amfibi dan serangan udara mendadak. 

Mengutip dari Reuters, seorang pejabat senior pertahanan Taiwan mengatakan:

"Kami belajar dari situasi di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir dan secara realistis memikirkan apa yang mungkin dihadapi Taiwan dalam pertempuran sesungguhnya,"

Pejabat senior pertahanan tersebut juga menambahkan para komandan harus memikirkan masalah apa yang mungkin dihadapi pasukan mereka dan mereka perlu menyampaikannya kepada bawahan mereka.

Cadangan tentara bahkan dilatih menembak dan bertahan di lokasi sipil seperti ruang kelas sebuah sekolah menengah, sementara stasiun pasokan darurat dan tempat perlindungan udara diuji penggunaannya.

5. Reaksi Keras China 

China memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai miliknya dan telah meningkatkan tekanan militer di sekitar pulau itu selama lima tahun terakhir, termasuk serangkaian latihan perang dan patroli harian.

Beijing tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya, dan serangan apapun terhadap Taiwan dapat memicu perang regional yang lebih luas.

Mengutip laporan Reuters tanggal 9 Juli 2025, Kementerian Pertahanan mengatakan hingga pukul 6 pagi, Taiwan telah mendeteksi 31 serangan pesawat dan tujuh kapal angkatan laut China serta sekitar 24 pesawat melintasi garis median, pembatas tidak resmi antara kedua belah pihak.

Sumber tersebut juga mengatakan, Kementerian Perdagangan China menambahkan delapan perusahaan Taiwan ke dalam daftar kendali ekspornya, yang melarang ekspor produk-produk penggunaan ganda.

Daftar tersebut mencakup Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC). 

Menurut laporan Reuters Rabu (9/7/2025), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan bahwa "penentangan kami terhadap hubungan militer AS-Taiwan konsisten dan sangat tegas".  

(mg/Ahmad Dhonan Rosyidin) (Tribunnews.com)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan