Rabu, 3 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ide Gila Netanyahu Bangun 'Kota Kemanusiaan' di Gaza, Kritikan Pedas Yair Lapid: Buang-buang Uang

Ide rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu membangun 'Kota Kemanusiaan' di Gaza, panen kecaman dari sejumlah kalangan.

Penulis: Endra Kurniawan
Tangkapan layar YouTube IsraeliPM
BENJAMIN NETANYAHU - Tangkapan layar YouTube IsraeliPM yang diambil pada Minggu (22/6/2025). Terbaru, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu panen kritikan pedas soal ide membangun 'Kota Kemanusiaan' di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Ide rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu membangun 'Kota Kemanusiaan' di Gaza, panen kritikan pedas dari sejumlah kalangan.

Termasuk dari pemimpin oposisi Israel Yair Lapid.

Secara tegas ia menyebut ide tersebut sangat gila.

"Kota di Gaza ini tidak akan dibangun. Ini adalah ide yang sangat gila."

"Pemerintah membuang-buang dana publik untuk sebuah delusi,” ujarnya, dikutip dari Aljazeera, Selasa (15/7/2025).

Ia mengatakan rencana itu akan menelan biaya sedikitnya 15 miliar shekel ($4,5 miliar), dengan beberapa perkiraan mencapai 20 miliar shekel ($6 miliar) atau bisa lebih.

Selain itu, Lapid mempertanyan terkait operasional 'Kota Kemanusiaan' di Gaza itu.

"Apakah penduduknya akan diizinkan meninggalkan kota? Jika tidak, bagaimana mereka akan mencegah mereka pergi? Apakah akan ada pagar di sekelilingnya? Apakah pagar biasa atau pagar listrik?"

Baca juga: Hamas Sebut Netanyahu Penjahat, Klaim Israel Menang di Gaza Hanyalah Ilusi Besar

"Berapa banyak tentara yang akan menjaga pagar? Apa yang akan dilakukan tentara jika anak-anak mencoba meninggalkan kota?" tanya Lapid dalam konferensi pers.

"Siapa yang akan menyediakan makanan, air, dan listrik bagi penduduk? Apa yang akan terjadi jika epidemi dan penyakit merebak di sana? Siapa yang akan merawat mereka? Dan pertanyaan terpenting bagi warga Israel, berapa biayanya?," tambah dia.

Sebelumnya dalam pernyataan laun, Lapid mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa proyek tersebut merupakan “ide buruk dari setiap perspektif – keamanan, politik, ekonomi, logistik”.

Israel Bantah Tuduhan

Merespon kritikan tersebut, Pemerintah Israel menegaskan bahwa pemindahan ke kamp-kamp tersebut bersifat sukarela.

Menurut pernyataan resmi pemerintah Israel, kota ini dirancang untuk menampung hingga 600.000 pengungsi Palestina dari Rafah, sebelum akhirnya seluruh populasi Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa dipindahkan ke lokasi tersebut.

Lebih jauh lagi, Israel menggambarkan visi perluasan kamp untuk menampung hingga dua juta warga Gaza.

Baca juga: Sebuah Rudal Israel Jatuh Menghantam  Anak-anak di Gaza, Delapan Tewas, Israel Ungkap Penyebabnya

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menjaga keamanan di perimeter, sementara pengelolaan internal akan diserahkan kepada organisasi internasional. Jaminan ini diyakini dapat mendorong warga Palestina agar bermigrasi secara sukarela ke negara lain.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan