Minggu, 28 September 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Tarif Impor AS Turun Jadi 19 Persen, Pasar Respons Positif Hasil Negosiasi Prabowo dan Trump

Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat sentimen positif dari pelaku pasar usai Amerika Serikat memangkas tarif impor 19 persen. 

|
Instagram @prabowo
TARIF IMPOR - Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto melakukan percakapan lewat telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Rabu (16/7/2025). Prabowo menyatakan adanya kesepakatan membawa hubungan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat ke era baru yang saling menguntungkan bagi kedua negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mendapat sentimen positif dari pelaku pasar usai Amerika Serikat memangkas tarif impor 19 persen. 

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, sebelumnya mengumumkan bahwa tarif ekspor sebesar 19 persen akan dikenakan terhadap seluruh produk asal Indonesia yang masuk ke pasar Amerika Serikat. 

Kebijakan ini merupakan hasil kesepakatan langsung antara Trump dan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.

“Indonesia akan membayar tarif 19 persen kepada Amerika Serikat untuk semua barang yang mereka ekspor ke negara kita,” kata Trump, baru-baru ini.

Tarif tersebut merupakan penurunan dari angka awal 32 persen yang sebelumnya diumumkan oleh Trump pada April 2025. 

Amerika Serikat menaikkan tarif impor sebagai bagian dari kebijakan proteksionisme ekonomi yang bertujuan melindungi industri dalam negeri dan mengurangi defisit perdagangan. 

Dalam laporan terbarunya Trimegah Sekuritas menyebut arah kebijakan pemerintah saat ini mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Dalam riset bertajuk “Indonesia’s Macro Tailwinds Are Here”, Trimegah menyoroti bahwa AS menetapkan tarif ekspor terhadap Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan.

Kebijakan ini disebut memberikan dorongan langsung terhadap ekspor dan sentimen pasar.

“AS menetapkan tarif yang lebih rendah dari perkiraan, memberi dorongan pada ekspor dan sentimen pasar. Bank Indonesia juga akhirnya memangkas suku bunga," tulis Trimegah dalam laporan tertanggal 17 Juli 2025.

"Ditambah stabilnya rupiah dan tanda-tanda awal belanja pemerintah yang mulai meningkat sejak Juni, semuanya menjadi landasan kuat,” sambung keterangan riset.

Selain itu peningkatan program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh pemerintah pada Agustus menjadi katalis penting yang bisa memperkuat permintaan domestik. 

Ditegaskan pula bahwa belanja fiskal mulai menunjukkan pergerakan sejak Juni, menjadi sinyal awal dari dukungan riil pemerintah terhadap ekonomi rakyat.

“Jika momentum ini terus berkembang dalam beberapa bulan ke depan, bisa jadi inilah dorongan lanjutan yang akhirnya menyalakan api di bawah permintaan domestik,” tulis Trimegah.

Namun perlu diwaspadai investor asing yang masih bersikap hati-hati saat ini, dengan tercatat arus keluar mendekati Rp1 triliun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan