Konflik Iran Vs Israel
Kebut Restorasi, Iran: Pertahanan Udara yang Rusak Akibat Gempuran Israel Telah Diganti
Iran klaim sistem pertahanan udara yang rusak akibat serangan Israel telah diganti, sinyal kuat bahwa negara tersebut siap menghadapi serangan musuh
Penulis:
Namira Yunia Lestanti
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Iran mengumumkan bahwa sistem pertahanan udara yang rusak selama konflik besar dengan Israel pada bulan Juni lalu telah diganti sepenuhnya.
Pernyataan ini disampaikan oleh Mahmoud Mousavi, Wakil Komandan Operasi Angkatan Bersenjata Reguler Iran, dalam laporan eksklusif yang diterbitkan kantor berita Defah Press pada Minggu (21/7/2025).
Melalui pernyataan yang dikutip dari Reuters, Mousavi mengakui bahwa sistem pertahanan udara Iran sempat terpukul hebat akibat serangan udara Israel.
Namun ia menegaskan bahwa penggantian alat tempur tersebut dilakukan dengan cepat dan menggunakan sumber daya dalam negeri.
"Musuh Zionis berusaha menghancurkan kemampuan pertahanan Iran, dan beberapa sistem pertahanan kami rusak dalam perang itu," kata Mousavi, yang menjabat sebagai kepala operasi Angkatan Darat Iran,
"Sistem pertahanan yang rusak kini telah diganti," imbuhnya.
Mousavi tak merinci jenis sistem pertahanan apa saja yang rusak akibat dibombardir Israel. Akan tetapi laporan Defah Press mengungkap bahwa, penggantian sistem dilakukan tanpa mengandalkan impor luar negeri.
Iran diketahui memanfaatkan sistem-sistem yang telah dikembangkan secara mandiri, seperti Bavar-373, sistem pertahanan udara jarak jauh buatan dalam negeri yang diklaim setara dengan S-300 milik Rusia.
Selain itu, Iran juga mengoperasikan beberapa unit S-300 yang dibeli dari Rusia pada tahun-tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, hingga berita ini diturunkan, tidak ada indikasi bahwa Iran menerima kiriman sistem pertahanan udara baru dari luar negeri dalam beberapa pekan terakhir.
Langkah cepat Iran dalam merestorasi sistem pertahanan udaranya dinilai sebagai sinyal kuat bahwa negara tersebut siap menghadapi potensi serangan lanjutan.
Baca juga: Misi Rahasia Tentara Israel Obok-obok Suriah, Jalan Kaki 10 Km Tangkap Pasukan Quds IRGC Iran
Analis pertahanan menyebut bahwa penyimpanan sistem cadangan di lokasi-lokasi aman menunjukkan kesiapan dan antisipasi militer Iran terhadap skenario perang jangka panjang.
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi Iran dalam menunjukkan kemandirian industri pertahanan, terutama di tengah isolasi ekonomi dan sanksi internasional yang masih berlangsung.
Pamer Kekuatan Pascaserangan Israel
Menariknya, bukan kali ini saja Iran menunjukkan pemulihan cepat setelah serangan Israel.
Pascaserangan udara terbatas Israel terhadap fasilitas rudal Iran pada Oktober lalu, Teheran menggelar latihan militer besar-besaran dan memamerkan sejumlah sistem pertahanan udara modern, termasuk buatan Rusia, untuk menunjukkan kapabilitas mereka.
Sementara itu pada kesempatan lain Komandan tinggi militer Iran menyatakan bahwa Teheran siap menghadapi perang jangka panjang hingga 10 tahun melawan Israel.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran yang juga mantan Menteri Pertahanan, Brigadir Jenderal Amir Mohammadreza Ashtiani.
Ia mengklaim bahwa militer Iran memiliki persediaan logistik, perlengkapan, serta moral yang cukup untuk menghadapi konflik jangka panjang.
Mempertegas pesan Teheran kepada komunitas internasional bahwa meski berada dalam tekanan dan sering menjadi target, pertahanan nasional Iran tetap solid dan siap siaga.
"Peralatan kami tidak mengalami kerusakan signifikan, dan kami memiliki persediaan yang cukup untuk berperang selama sepuluh tahun jika diperlukan," ujar Ashtiani, dikutip dari media lokal.
Mengukur Kekuatan Militer Iran
Dari sisi kekuatan militer, data Global Firepower 2024 menunjukkan Iran menempati peringkat ke-14 dunia dengan skor PowerIndex (PwrIndx) 0,2269.
Adapun Iran tercatat unggul dalam enam dari delapan kategori penilaian, yakni jumlah personel aktif, kekuatan darat, kekuatan laut, logistik, sumber daya nasional, dan finansial.
Iran diketahui memiliki sekitar 610 ribu personel aktif dan 350 ribu pasukan cadangan serta 1.996 unit tank dan lebih dari 65 ribu kendaraan lapis baja yang siap menjaga wilayah darat dari musuh.
Sementara itu dari sisi pertahanan udara Iran memiliki 551 unit pesawat dan dari sisi laut Iran mengantongi 101 unit termasuk 19 kapal selam serta lebih dari 3.000 rudal balistik yang terus dikembangkan, terutama dalam hal presisi dan akurasi.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.