Jumat, 12 September 2025

Tiga Guru di Jepang Ditangkap Terkait Kasus Kekerasan Seksual dan Voyeurisme terhadap Siswa

Wali Kota Nagoya, Hirosawa, mengumumkan penunjukan pengacara dan komite investigasi untuk menyelidiki kasus serupa

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
GURU CABUL - Tiga guru cabul Jepang dari kiri Yuji Moriyama, Shota Mizuto (tengah) dan Fumiya Kosemura (kanan) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tiga guru di Jepang ditangkap polisi terkait kasus pencabulan dan perusakan properti.

Salah satu tersangka, Yuji Moriyama, kembali ditangkap pada Selasa (22/7/2025) karena diduga merusak properti milik siswi sebuah sekolah di Nagoya, Jepang.

Menurut sumber kepolisian Jepang kepada Tribunnews.com pada Rabu (23/7/2025), Moriyama ditangkap karena diduga menuangkan cairan tubuh berupa sperma ke alat perekam dan topi merah putih milik seorang siswi di rumahnya di Nagoya sekitar Juni 2025.

Properti tersebut dibawa pulang oleh Moriyama dari sekolah, kemudian digunakan untuk tindakan tidak senonoh.

Guru lain, Fumiya Kosemura, dicurigai melakukan tindakan cabul non-konsensual terhadap seorang anak perempuan di sebuah fasilitas di Prefektur Kanagawa antara Oktober 2024 dan Januari 2025.

Baca juga: 38 Surat Suara Palsu Ditemukan Saat Pemilu Jepang, Polisi Lakukan Penyelidikan

Ia juga didakwa atas voyeurisme, termasuk merekam pakaian dalam siswi secara ilegal dan membagikan gambar tersebut di grup media sosial.

Terdakwa ketiga, Shota Mizuto, mantan guru sekolah dasar di Nagoya, diekstradisi karena membagikan video voyeuristik siswi ke grup media sosial pada Oktober 2024 dan Januari 2025.

Identitas ketiga tersangka belum dirilis polisi.

Polisi Prefektur Aichi mendirikan markas investigasi di Kantor Polisi Atsuta pada 22 Juli 2025, dengan 74 anggota untuk mengidentifikasi pelaku lain.

Diduga sekitar 10 guru tergabung dalam kelompok media sosial yang dikelola Moriyama.

Wali Kota Nagoya, Hirosawa, mengumumkan penunjukan pengacara dan komite investigasi untuk menyelidiki kasus serupa.

Penyelidikan mendalam dijadwalkan dimulai pada Juli 2025.

Dewan Pendidikan Kota Nagoya mengadakan konferensi pers pada 22 Juli 2025, mengumumkan aturan baru yang melarang: penggunaan ponsel pribadi guru untuk mengambil gambar anak-anak, membawa alat perekam ke kelas dan menyimpan data dari perangkat resmi harus dilakukan dalam folder bersama yang dapat diakses dan diperiksa oleh guru lain.

Diskusi siswa sekolah Jepang juga dilakukan kelompok Pencinta Jepang. Gabung gratis kirimkan nama alamat dan nomor whatsapp ke email tkyjepang@gmail.com

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan