Kamis, 11 September 2025

Eksklusif dari Jepang: Jejak Gelap Prostitusi Kabukicho, Remaja hingga Mahasiswi Sasar Turis Asing

Kabukicho di Shinjuku, Tokyo menjadi red-light district paling terkenal, dengan banyak tempat hiburan dewasa

Editor: Eko Sutriyanto
Richard Susilo
PROSTITUSI - Daerah Shinjuku Kabukicho dengan gemerlap malamnya, Kamis (24/7/2025) kemarin. Di balik gemerlap lampu neon dan hiruk-pikuk malam di Kabukicho, distrik hiburan terbesar di Shinjuku, Tokyo, tersembunyi wajah lain dari kota metropolitan ini yakni dunia prostitusi jalanan yang semakin terbuka dan terorganisir. 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO — Di balik gemerlap lampu neon dan hiruk-pikuk malam di Kabukicho, distrik hiburan terbesar di Shinjuku, Tokyo, tersembunyi wajah lain dari kota metropolitan ini yakni dunia prostitusi jalanan yang semakin terbuka dan terorganisir.

Kabukicho di Shinjuku, Tokyo menjadi red-light district paling terkenal, dengan banyak tempat hiburan dewasa.

Data terbaru kepolisian menunjukkan lonjakan signifikan kasus prostitusi selama paruh pertama 2025, dengan pelaku yang semakin muda dan modus yang semakin canggih.

Lonjakan Kasus dan Wajah Baru Pelaku Prostitusi

Dalam enam bulan pertama tahun ini, 75 perempuan ditangkap karena terlibat dalam prostitusi jalanan di kawasan Kabukicho.

Angka ini meningkat drastis dibandingkan 32 kasus pada periode yang sama tahun lalu.

Yang mengkhawatirkan, 9 di antaranya masih di bawah umur, bahkan ada yang belum genap berusia 18 tahun.

Baca juga: Narapidana yang Kendalikan Open BO Anak di Bawah Umur, Divonis 9 Tahun Kasus Perdagangan Anak

Mayoritas dari para pelaku adalah mahasiswi atau mantan pekerja industri hiburan malam.

Tekanan ekonomi, gaya hidup konsumtif, serta utang dengan klub tuan rumah (host club) disebut sebagai motif utama.

“Sekitar 40 persen mengaku terlilit utang pada host club. Banyak dari mereka masuk karena bujuk rayu atau keterikatan emosional yang manipulatif,” ujar seorang penyelidik di Kepolisian Tokyo, yang identitasnya dirahasiakan.

Namun demikian, banyak pelacur bukan warga Jepang, melainkan dari Cina, Korea, Filipina, dan Thailand, direkrut oleh agen atau germo.


 
Perubahan Pola: Targetkan Turis Asing

Jika sebelumnya pasar utama adalah warga lokal, kini turis asing—terutama pria asal Taiwan, Korea Selatan, dan Asia Tenggara—jadi sasaran utama.

Menurut pengakuan beberapa tersangka, pelanggan asing dianggap lebih mudah dibujuk, tidak memahami sistem hukum Jepang dan kecil kemungkinan adalah polisi menyamar.

Pada 22 Juli 2025 lalu, empat perempuan ditangkap di dekat Taman Okubo karena tertangkap tangan menawarkan layanan seksual kepada pria asing.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan