Rabu, 17 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Hamas Tak Terima Disebut Egois setelah AS-Israel Tarik Tim dari Doha

Hamas tak terima disebut egois dalam negosiasi perjanjian gencatan senjata setelah AS menarik timnya dari perundingan di Doha, Qatar.

Editor: Nuryanti
Telegram Brigade Al-Qassam
ANGGOTA BRIGADE AL-QASSAM - Foto ini diambil pada Jumat (15/3/2025) dari publikasi resmi Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam berpatroli dengan kendaraan dan senjatanya selama pertukaran tahanan gelombang ke-6 pada Sabtu (15/2/2025). Pada 25 Juli 2025, Hamas tidak diterima disebut egois setelah AS dan sekutunya, Israel, menarik tim dari perundingan di Doha, Qatar. 

Pembicaraan tersebut membahas pertukaran tawanan dan gencatan senjata selama 60 hari, di mana negosiasi akan diadakan untuk mengakhiri perang sepenuhnya.

Ada kesenjangan antara Hamas dan Israel mengenai sejauh mana penarikan militer Israel dari Gaza dan jumlah serta jenis tahanan Palestina yang akan dibebaskan, lapor Asharq Aawsat.

Pada 7 Oktober 2023, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menyerang perbatasan Israel dan Jalur Gaza.

Hamas menegaskan operasi tersebut merupakan upaya melawan pendudukan Israel selama beberapa dekade.

Selain itu, Hamas menangkap 250 orang selama operasi tersebut.

Israel kemudian meluncurkan serangan mematikan di Jalur Gaza dan mengoordinasi pengepungan ketat.

Hamas dan Israel berulang kali melakukan negosiasi tidak langsung yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir sejak pertempuran dimulai pada Oktober 2023.

Selama periode ini, dua kesepakatan parsial dicapai, yang pertama yaitu pertukaran tahanan pada November 2023.

Kesepakatan kedua dicapai melalui perjanjian gencatan senjata tahap pertama yang dimulai pada 19 Januari 2025 yang berlangsung selama enam minggu.

Namun kedua pihak gagal melanjutkan ke tahap kedua setelah tahap pertama berakhir.

Pada 18 Maret 2025, Israel kembali meningkatkan serangan ke Jalur Gaza dan memutus rantai penyaluran bantuan dari penyeberangan Rafah.

Pembicaraan baru-baru ini merupakan kelanjutan dari upaya Presiden AS Donald Trump yang mendesak sekutunya, Israel, dan Hamas untuk mengakhiri pertempuran di Jalur Gaza.

Selengkapnya, berikut ini rincian pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas dan Israel setelah peristiwa 7 Oktober 2023:

  1. November 2023
    Jumlah: ± 5 orang
    Nama sandera Israel: Maya Regev, Itay Regev, Roni Krivoi, Moran Yanai, Mia Schem
    Jumlah sandera Palestina: 240 orang
  2. 19 Januari 2025
    Jumlah: 3 orang
    Nama sandera: Romi Gonen, Emily Damari, Doron Steinbrecher
  3. 25 Januari 2025
    Jumlah: 4 orang
    Nama sandera Israel: Liri Albag, Karina Ariev, Danielle Gilboa, Naama Levy
  4. 30 Januari 2025
    Jumlah: 3 orang (plus 5 warga Thailand)
    Nama sandera: Agam Berger, Arbel Yehud, Gadi Moshe Moses
  5. 1 Februari 2025
    Jumlah: 3 orang
    Nama sandera Israel: Keith Siegel, Ofer Calderon, Yarden Bibas
  6. 8–22 Februari 2025
    Jumlah: 6 orang
    Nama sandera Israel: Or Levy, Ohad Ben‑Ami, Eli Sharabi, Tal Shoham, Avera Mengistu, Hisham al‑Sayed
  7. 15 Februari 2025
    Jumlah: 3 orang
    Nama sandera Israel: Sagui Dekel‑Chen, Yair Horn, Sasha Troufanov.

Sementara Israel membebaskan lebih dari 1.900 warga Palestina selama gencatan senjata tahap pertama pada bulan Januari-Februari tahun ini.

Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, menewaskan 59.586 warga Palestina dalam perang genosida Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023, menurut laporan Kementerian Kesehatan pada hari Kamis (24/7/2025).

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan