Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Thailand Vs Kamboja

Kamboja Desak Gencatan Senjata Segera usai 32 Orang Tewas dalam Bentrokan dengan Thailand

Kamboja menyerukan gencatan senjata tanpa syarat setelah bentrokan mematikan dengan Thailand menewaskan 32 orang dan memaksa 200.000 mengungsi.

Tangkapan layar/BBC
PETA KONFLIK- Peta Thailand dan Kamboja. Beberapa lokasi terjadi konflik antara dua negara bertetangga, Thailand dan Kamboja. Kamboja menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat kepada Thailand pada Sabtu (26/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Kamboja menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat kepada Thailand pada Sabtu (26/7/2025).

Seruan ini disampaikan Duta Besar Kamboja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Chhea Keo, dalam sidang darurat Dewan Keamanan.

Konflik perbatasan telah menewaskan sedikitnya 32 orang dan memaksa hampir 200.000 warga mengungsi, menurut laporan The Star.

“Kamboja meminta gencatan senjata segera – tanpa syarat – dan kami juga menyerukan solusi damai atas perselisihan ini,” ujarnya, seperti dikutip The Guardian (26/7/2025).

Pertempuran antara kedua negara Asia Tenggara tersebut telah berlangsung sejak Kamis (24/7/2025) dan menyebar ke sedikitnya 12 titik di sepanjang perbatasan.

Thailand mengonfirmasi 19 warganya tewas — terdiri dari 13 warga sipil dan enam tentara — sementara lebih dari 138.000 orang telah dievakuasi.

Kementerian Pertahanan Kamboja mencatat 13 korban jiwa, termasuk delapan warga sipil.

Lebih dari 35.000 warga telah meninggalkan rumah mereka.

Konflik perbatasan pecah di sekitar kompleks kuil kuno Ta Moan Thom dan Preah Vihear, yang terletak di wilayah sengketa antara Thailand dan Kamboja.

Kuil Ta Moan Thom berada di Provinsi Surin, sekitar 360 kilometer dari Bangkok, Ibu Kota Thailand.

Sementara itu, kuil Preah Vihear terletak di Provinsi Preah Vihear, Kamboja, sekitar 230 kilometer dari Phnom Penh, Ibu Kota Kamboja.

Baca juga: 7 Fakta Roket RM-70 Dipakai Kamboja Bombardir Thailand, Senjata Lawas yang Kuat Berjuluk Vampir

Kedua situs bersejarah ini berada di kawasan pegunungan Dangrek, yang menjadi perbatasan alami antara kedua negara dan telah lama menjadi titik panas dalam sengketa wilayah.

Konflik ini bermula dari insiden ledakan ranjau yang melukai tentara Thailand, kemudian berkembang menjadi saling serang menggunakan roket dan artileri berat.

Pertempuran berlangsung di wilayah Provinsi Surin dan Sisaket (Thailand) serta Oddar Meanchey dan Preah Vihear (Kamboja), memicu ketegangan diplomatik.

Thailand menutup semua jalur perbatasan dan Kamboja memutuskan hubungan diplomatik sepihak. 

Wilayah sengketa ini berada di kawasan yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, titik pertemuan antara Thailand, Kamboja, dan Laos.

Kedua negara kemudian saling tuding soal siapa yang melepaskan tembakan lebih dulu.

Militer Thailand menuduh Kamboja meluncurkan serangan ke area perbatasan, termasuk dengan penggunaan pesawat tanpa awak untuk pengintaian.

Sebaliknya, Kamboja menuduh Thailand melanggar perjanjian lama dengan memajukan pasukan ke kawasan kuil Khmer-Hindu yang menjadi wilayah sengketa.

Konflik ini juga memunculkan tuduhan pelanggaran hukum perang. Thailand menuduh Kamboja menargetkan infrastruktur sipil seperti rumah sakit dan pompa bensin.

Di sisi lain, Kamboja menuding Thailand menggunakan bom curah — senjata yang dilarang secara luas karena membahayakan warga sipil, Thailand belum merespons tuduhan tersebut.

Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai memperingatkan situasi ini dapat “bergerak menuju perang”.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk penyelesaian melalui jalur diplomatik — termasuk dengan bantuan Malaysia.

Namun, hingga kini belum ada tanggapan resmi dari Kamboja.

PM Malaysia Jadi Mediator

Baca juga: 5 Fakta Konflik Thailand-Kamboja di Perbatasan Memanas: Kronologi, Akar Konflik, Bakalan Memburuk?

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat Ketua ASEAN, telah menawarkan diri sebagai mediator.

Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah organisasi regional yang terdiri dari 10 negara Asia Tenggara, didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok.

ASEAN beranggotakan Indonesia, Malaysia,Thailand, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja.

Tujuannya adalah untuk memperkuat kerja sama ekonomi, politik, sosial, dan keamanan di kawasan.

Amerika Serikat turut menyerukan penghentian permusuhan serta perlindungan terhadap warga sipil.

Menurut BBC (26/7/2025), konflik kali ini merupakan yang paling mematikan sejak konflik perbatasan serupa terjadi pada 2008–2011, yang saat itu menewaskan sedikitnya 28 orang dan mengungsi puluhan ribu.

Ketegangan terkini disebut dipicu oleh insiden pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan baru di wilayah sengketa.

Perselisihan perbatasan Thailand–Kamboja sendiri sudah berlangsung lebih dari satu abad sejak masa pendudukan Prancis.

Meski Mahkamah Internasional sempat menyelesaikan sebagian sengketa pada 2013, akar konflik masih membayangi hubungan kedua negara hingga kini.

(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved