Kamis, 7 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Ibu Sandera yang Anaknya Ditembak Mati IDF: Israel Harus Menyerah kepada Hamas Demi Nyawa Sandera

Iris Haim, Ibu salah seorang sandera yang tewas ditembak oleh IDF mengatakan Israel harus 'menyerah' kepada Hamas

Editor: Muhammad Barir
Sky News
(dari kiri ke kanan) Yotam Haim, Samer Talalka dan Alon Shamriz, tiga sandera warga Israel yang ditembak tentara IDF setelah melarikan diri dari Hamas. 

Ibu Sandera yang Anaknya Ditembak Mati IDF: Israel Harus Menyerah kepada Hamas Demi Nyawa Sandera

TRIBUNNEWS.COM- Iris Haim, Ibu salah seorang sandera yang tewas ditembak oleh IDF mengatakan Israel harus 'menyerah' kepada Hamas untuk menyelamatkan nyara para tawanan.

Iris Haim, yang putranya Yotam sandera yang secara keliru dibunuh oleh IDF pada akhir tahun 2023, menyerukan diakhirinya perang.

Dia mengatakan Israel perlu memilih 'apakah kita akan menuju kehancuran atau kebangkitan'.

Iris Haim, ibu dari sandera yang dibunuh Yotam Haim , menyarankan dalam sebuah posting media sosial pada hari Minggu bahwa Israel harus “menyerah” kepada Hamas dan mengakhiri perang untuk membebaskan para sandera yang tersisa di Gaza.

"Kami menyerah kepada Hamas selama 20 tahun, kami memberi semakin banyak, dan sekarang kami harus membebaskan mereka yang masih bisa [dibebaskan]," tulis Haim di Facebook, menyusul rilis video propaganda terbaru yang menunjukkan dua sandera Israel, Rom Braslavski dan Evyatar David, hampir kelaparan.

"Bagi saya dan keluarga saya, sudah terlambat, Yotam tidak akan kembali," tulis Haim tentang putranya, yang disandera dari Kibbutz Kfar Aza pada 7 Oktober 2023, dan berhasil melarikan diri dari para penculiknya, tetapi kemudian secara tidak sengaja ditembak mati oleh pasukan Israel di Gaza pada 15 Desember 2023, bersama dua sandera Israel lainnya. Para tentara mengira dia dan para sandera lainnya sebagai ancaman di lingkungan Shejaiya di Kota Gaza.

Iris Haim, ibu dari sandera yang dibunuh Yotam Haim , menyarankan dalam sebuah posting media sosial pada hari Minggu bahwa Israel harus “menyerah” kepada Hamas dan mengakhiri perang untuk membebaskan para sandera yang tersisa di Gaza.

"Kami menyerah kepada Hamas selama 20 tahun, kami memberi semakin banyak, dan sekarang kami harus membebaskan mereka yang masih bisa [dibebaskan]," tulis Haim di Facebook, menyusul rilis video propaganda terbaru yang menunjukkan dua sandera Israel, Rom Braslavski dan Evyatar David, hampir kelaparan.

"Bagi saya dan keluarga saya, sudah terlambat, Yotam tidak akan kembali," tulis Haim tentang putranya, yang disandera dari Kibbutz Kfar Aza pada 7 Oktober 2023, dan berhasil melarikan diri dari para penculiknya, tetapi secara tidak sengaja ditembak mati oleh pasukan Israel di Gaza pada 15 Desember 2023, bersama dua sandera Israel lainnya. Para tentara mengira dia dan para sandera lainnya sebagai ancaman di lingkungan Shejaiya di Kota Gaza.

"Menyerah? Saya siap menyerah, sebagai ganti para sandera, sebagai ganti kehormatan terakhir yang tersisa di hadapan keluarga-keluarga seperti saya yang masih memiliki harapan," tulis Haim.

Ia menambahkan, "Jika tentara cukup kuat, akan ada kompi, peleton, dan divisi yang akan melindungi penduduk perbatasan Gaza — itulah misinya. Bukan dengan mengorbankan para penyintas kelaparan dan penganiayaan yang masih bernapas."

"Kita perlu menatap mata musuh. Kita tidak akan mengalahkan mereka. Gambaran ini adalah gambaran kegagalan negara kita, dan setelahnya tidak akan ada gambaran kemenangan," tambahnya.


"Anak saya tidak akan pernah kembali," kata Haim. "Saya warga negara ini dan saya rasa kita tidak akan mengalami kebangkitan tanpa [penyerahan diri]."

Mengacu pada hari raya puasa Yahudi hari Minggu, Tisha B'Av, Haim mengatakan bahwa itu adalah “hari yang tidak pernah saya kenal sebelumnya pada tanggal 7 Oktober, dan sekarang saya mengerti maknanya.”

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan