Jumat, 8 Agustus 2025

China Mau Bikin Mega-Embassy di London, Inggris Ketakutan Setengah Mati, AS Ikut Campur

Wakil Menteri Inggris Angela Rayner menuntut penjelasan dari Beijing tentang bagian yang berwarna abu-abu pada gambar usulan 'kedutaan besar'

tangkap layar/wn
MEGA EMBASSY CHINA - Gambar rancang kompleks Mega-Embassy Tiongkok di Kota London, Inggris. Rencana China membangun komleks kedutaan secara besar-besaran itu memicu protes dan penolakan di Inggris. 

Sejumlah kritikus China dan pengamat Inggris menyebut ini sebagai "ruang bawah tanah mata-mata" modern. 

Selain itu, "tata letak internal" Gedung Pertukaran Budaya dan Gedung Kedutaan juga disembunyikan.

AS Ikut Campur

Amerika Serikat (AS), rival China dalam konstalasi dunia belakangan ini, dilaporkan telah menekan Inggris untuk menolak proposal tersebut dengan alasan keamanan.

"Kedekatannya dengan pusat infrastruktur komunikasi sensitif dan pusat keuangan utama telah menimbulkan potensi risiko spionase," tulis laporan tersebut menjelaskan alasan AS tidak setuju pada rencana China di London tersebut.

Kedutaan besar yang diusulkan telah ada sejak tahun 2021; rencana awalnya memiliki kantor diplomatik seluas 620.000 kaki persegi (sekitar 60.000 meter persegi).

Kantor tersebut seharusnya 10 kali lebih besar dari kedutaan besar Tiongkok yang ada saat ini di sana. 

Kompleks tersebut direncanakan berisi Kantor Kedutaan, kantor-kantor, 225 rumah, dan sebuah gedung "pertukaran budaya".

Namun, terdapat protes yang signifikan mengenai lokasi tersebut.

Pemerintah Tiongkok dilaporkan telah mengakuisisi properti ini seharga 255 juta poundsterling (setara Rp 5,5 triliun) pada tahun 2018.

Akuisisi ini sempat memicu protes dari para aktivis di luar konsulat Tiongkok di Manchester pada tahun 2022 yang berujung pada perkelahian dengan petugas keamanan gedung. 

Sekarang, permintaan penjelasan dari Angela Rayner ke Pemerintah Tiongkok kembali memicu perdebatan serius di kalangan warga Inggris

Banyak kritikus Partai Buruh menyebutnya sebagai titik terendah baru bagi Britania Raya.

Namun, para pengamat, seperti Luke de Pulford dari Aliansi Antar-Parlemen untuk Tiongkok, berpendapat bahwa hal ini mengisyaratkan penolakan terhadap rencana kedutaan Tiongkok yang diusulkan.

 

 

(oln/wn/*)
 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan